Usaha budidaya itik petelur sangat menjanjikan sebagai salah satu perjuangan dibidang peternakan. Nilai hemat dari perjuangan ternak itik yakni daging, telur, kotoran. Dibawa kami akan sharing mengenai itik petelur.
Lokasi sangkar usahakan jauh dari keramaian / pemukiman penduduk, tersedia transportasi yang gampang terjangkau untuk pemasaran. Lingkungan sangkar memiliki iklim kondusif bagi produksi atau produktivitas ternak, tidak rawan penggusuran dari Pemerintah Daerah setempat.
Sebelum memulai perjuangan ini harus menyiapkan aneka macam hal, terutama dalam pemahaman ihwal beternak yaitu
Menyiapkan Sarana dan Peralatan
A. Kandang untuk anak (DOD) pada masa stater bisa disebut juga sangkar box, ukuran 1 m 2 bisa menampung 50 ekor DOD
B. Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model sangkar Ren / sangkar kelompok, ukuran 16-100 ekor per kelompok
C, Kandang layar ( untuk itik masa bertelur) model berupa sangkar baterai ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga sangkar lokasi ( kelompok) ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik remaja ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik remaja ukuran sangkar 3 x 2 meter).
PEMBIBITAN
Itik yang akan dipelihara harus benar-benar Itik unggul yang telah diuji dalam produksi hasil ternak.
Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 cara untuk memperoleh bibit itik yang baik
Perawatan bibit dan calon induk
(1). Perawatan Bibit.
Bibit DOD yang gres saja datang dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis biar tidak salah rawat, adapun cara nya sebagai berikut:
Bibit diterima dan tempatkan pada sangkar brooder (indukan) yang telah siap sebelumnya. Perhatikan temperatur brooder usahakan anak itik tersebar merata, kapasitas sangkar brooder (box) untuk 1 m² bisa menampung 50 ekor DOD. Tempat pakan dan daerah minum sesuai dengan ketentuan. Jenis pakan dan minum Itik fase stater perlu ditambah vitamin / mineral.
(2) Perawatan calon Induk.
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
(2) Reproduksi dan Perkawinan.
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksud untuk mendapat telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating / pakan itik yang dibentuk oleh insan dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
PEMELIHARAAN
(1) Sanitasi dan Tindakan Preventif.
Sanitasi sangkar harus dibutuhkan dalam pemeliharaan itik dan tindakan pencegahan penyakit perlu diperhatikan semenjak dini untuk mencurigai timbul penyakit.
(2) Kontrol Penyakit.
Dilakukan setiap ketika dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada gejala kurang sehat pada itik.
(3) Pemberian Pakan.
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0– 8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan instruksi masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
1. Umur 0-16 hari diberikan pada daerah pakan datar (tray feeder)
2. Umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
3. Umur 21 hari hingga 18 ahad di sebar dilantai.
4. Umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur hingga produksi mencapai 5%. Setelah itu tunjangan pakan itik secara terus menerus.
Pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik daerah ransum sendiri yang biasa dicampur dari bahan-bahan menyerupai jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
(4) Pemberian minuman itik, menurut pada umur itik juga yaitu :
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
Jenis penyakit yang biasa terserang pada itik adalah:
sumber:
[1] Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998 [2] Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1999 [3] Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361 Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829 Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166 69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan,
PERSYARATAN LOKASI KANDANG
Lokasi sangkar usahakan jauh dari keramaian / pemukiman penduduk, tersedia transportasi yang gampang terjangkau untuk pemasaran. Lingkungan sangkar memiliki iklim kondusif bagi produksi atau produktivitas ternak, tidak rawan penggusuran dari Pemerintah Daerah setempat.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum memulai perjuangan ini harus menyiapkan aneka macam hal, terutama dalam pemahaman ihwal beternak yaitu
- Kandang
- Bibit Unggul
- Pakan Ternak
- Tata Laksana Usaha
- Pemasaran Hasil Ternak.
Menyiapkan Sarana dan Peralatan
- Persyaratan temperatur sangkar ± 39 ° C.
- Kelembaban sangkar berkisar antara 60-65%
- Penerangan sangkar diberikan untuk memudahkan pengaturan sangkar biar tata sangkar sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
- Kondisi sangkar dan perlengkapannya. Kondisi sangkar tidak harus dari materi mahal tapi cukup sederhana asal tahan lama. Tempat minum dan perlengkapan tambahan lain yang menunjang.
- Model sangkar ada 3 (tiga) jenis yaitu:
A. Kandang untuk anak (DOD) pada masa stater bisa disebut juga sangkar box, ukuran 1 m 2 bisa menampung 50 ekor DOD
B. Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model sangkar Ren / sangkar kelompok, ukuran 16-100 ekor per kelompok
C, Kandang layar ( untuk itik masa bertelur) model berupa sangkar baterai ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga sangkar lokasi ( kelompok) ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik remaja ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik remaja ukuran sangkar 3 x 2 meter).
PEMBIBITAN
Itik yang akan dipelihara harus benar-benar Itik unggul yang telah diuji dalam produksi hasil ternak.
Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 cara untuk memperoleh bibit itik yang baik
- Membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin unggul
- Memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapat telur tetas kemudian di tetas pada mentok, ayam atau mesin tetas
- Membeli DOD dari pembibitan yang sudah dikenal mutu maupun telah mendapat rekomendasi dari Dinas Peternakan setempat. Ciri - ciri DOD yang baik yakni tidak cacat, tidak sakit dengan warna bulu kuning mengkilap.
Perawatan bibit dan calon induk
(1). Perawatan Bibit.
Bibit DOD yang gres saja datang dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis biar tidak salah rawat, adapun cara nya sebagai berikut:
Bibit diterima dan tempatkan pada sangkar brooder (indukan) yang telah siap sebelumnya. Perhatikan temperatur brooder usahakan anak itik tersebar merata, kapasitas sangkar brooder (box) untuk 1 m² bisa menampung 50 ekor DOD. Tempat pakan dan daerah minum sesuai dengan ketentuan. Jenis pakan dan minum Itik fase stater perlu ditambah vitamin / mineral.
(2) Perawatan calon Induk.
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
(2) Reproduksi dan Perkawinan.
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksud untuk mendapat telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating / pakan itik yang dibentuk oleh insan dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
PEMELIHARAAN
(1) Sanitasi dan Tindakan Preventif.
Sanitasi sangkar harus dibutuhkan dalam pemeliharaan itik dan tindakan pencegahan penyakit perlu diperhatikan semenjak dini untuk mencurigai timbul penyakit.
(2) Kontrol Penyakit.
Dilakukan setiap ketika dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada gejala kurang sehat pada itik.
(3) Pemberian Pakan.
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0– 8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan instruksi masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
1. Umur 0-16 hari diberikan pada daerah pakan datar (tray feeder)
2. Umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
3. Umur 21 hari hingga 18 ahad di sebar dilantai.
4. Umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur hingga produksi mencapai 5%. Setelah itu tunjangan pakan itik secara terus menerus.
Pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik daerah ransum sendiri yang biasa dicampur dari bahan-bahan menyerupai jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
(4) Pemberian minuman itik, menurut pada umur itik juga yaitu :
- Umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama air minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam menyerupai untuk anak ayam.
- Umur 7-28 hari, daerah minum di pinggir sangkar dan air minum diberi secara terus menerus
- Umur 28 hari akhir, daerah minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tinggi 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
- Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme menyerupai virus, kuman dan protozoa
- Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana sangkar yang kurang tepat
Jenis penyakit yang biasa terserang pada itik adalah:
- Penyakit Duck Cholera. Penyebab: kuman Pasteurela avicida, Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan, Pengendalian: sanitasi kandang, pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan takaran sesuai label obat.
- Penyakit Salmonellosis, Penyebab: kuman typhimurium, Gejala: pernafasan sesak, mencret, Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, takaran diadaptasi dengan label obat.
Demikian sedikit citra mengenai tata cara budidaya Itik Petelur semoga sanggup membantu. Hasil dari perjuangan tersebut tentu telur, biar telur tidak rusak mutu terjaga dengan baik baca tata cara mengawetkan telur.
[1] Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998 [2] Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1999 [3] Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361 Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829 Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166 69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan,
0 Response to "Cara Perjuangan Budidaya Ternak Itik Petelur"