Latest News

Cmv Dan Kehamilan - Ilmu Keperawatan

CMV dan Kehamilan
CMV ada yang menyerang binatang , ada pula yang  menyerang manusia. HCMV (selanjutnya disebut CMV saja) merupakan human herpesvirus 5 , anggota family dari 8 virus herpes insan , subgrup beta herpesvirus. Cytomegalo berarti sel yang besar. Sel yang terinfeksi akan membesar lebih dari atau sama dengan 2x sel yang tidak terinfeksi. Cytomegalovirus merupakan benalu yang hidup di dalam sel atau intrasel yang sepenuhnya tergantung pada sel inang untuk perbanyakan diri (replikasi).


Infeksi CMV umumnya berjalan simtomatik pada penderita dengan kompetensi system imun tubuh yang baik , namun apabila individu berada dalam kondisi imun belum matang (misalnya janin , bayi gres lahir) , tertekan (memakai obat immunosupressan) , atau lemah (misalnya menderita kanker , human immunodeficiency virus , dan lain-lain) , sanggup menimbulkan tanda-tanda klinik yang konkret dan berat. Setelah bisul primer atau bisul pertama kali , CMV hidup menetap (dormant) dalam gel tubuh inang. Infeksi berjalan laten , namun reaktivasi , replikasi , reinfeksi sering terjadi. Penyebaran dalam tubuh atau endogen dapat
terjadi melalui sirkulasi darah dan dari gel ke gel.


Infeksi CMV bersifat sistemik , menyerang banyak sekali gel organ tubuh dan sanggup meningkatkan proses inflamasi , memacu respons autoimun , terlibat dalam patogenesis aterosklerosis , memacu timbulnya dan mempercepat progresivitas keganasan , menimbulkan infertilitas.


Infeksi CMV melibatkan banyak interaksi antara molekul -molekul yang dimiliki oleh CMV dengan molekul inang yang sudah ada ataupun yang terbentuk sebab pacuan CMV. Respons imun tubuh sangat berperan untuk meniadakan virus , yang diperantarai gel menyerupai natural killer atau gel NK , sel limfosit T CD8+ atau T sitotoksik atau T sitolitik , gel T CD4+ yang mengaktifkan makrofag , dan yang diperantarai antibodi menyerupai IgG dan IgM. Eliminasi ditujukan terhadap protein struktural CMV yang bersifat imunogenik. Mekanisme penghindaran CMV terhadap respons imun tubuh juga terjadi. Infeksi CMV seringkali berjalan asimtomatik atau tanpa tanda-tanda , oleh sebab itu deteksi secara laboratorik sangat diperlukan. Bahan investigasi atau spesimen yang digunakan ialah serum darah , urin , cairan tubuh lain.

Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan ialah tetapkan kadar imunoglobulin (Ig) atau antibodi terhadap antigen virus CMV , yaitu IgM , IgG , IgG avidity. Imunoglobulin yang terdeteksi secara laboratorik ini , bukan merupakan antibodi yang bisa meneutralkan antigen protein CMV struktural , sehingga hanya sanggup digunakan untuk menunjang diagnosis atau menggambarkan respons tubuh terhadap bisul CMV. IgM untuk mendeteksi bisul primer akut yang terbentuk dalam 3-5 hari pasca bisul , juga untuk mendeteksi bisul fetus atau kongenital.

Penyebaran




Tidak ada vektor yang menjadi perantara. Penularan transmisi atau penularan. Transmisi dari satu individu ke individu lain sanggup terjadi melalui banyak sekali cara. Transmisi intrauterus terjadi sebab virus yang beredar dalam sirkulasi (viremia) ibu menular ke janin. Kejadian transmisi menyerupai ini dijumpai pada kurang lebih 0 ,5 – 1% dari kasus yang mengalami reinfeksi atau rekuren.6 Viremia pada ibu hamil sanggup menyebar melalui pedoman darah (per hematogen) , menembus plasenta , menuju ke fetus baik pada bisul primer eksogen maupun pada reaktivasi , bisul rekuren endogen ,2 ,10 yang mungkin akan menimbulkan risiko tinggi untuk kerusakan jaringan prenatal yang serius. 

Risiko pada bisul primer lebih tinggi daripada reaktivasi atau ibu terinfeksi sebelum konsepsi. Infeksi  transplasenta juga sanggup terjadi , sebab sel terinfeksi membawa virus dengan muatan tinggi. Transmisi tersebut sanggup terjadi setiap ketika sepanjang kehamilan , namun bisul yang terjadi hingga 16 ahad pertama , akan menimbulkan penyakit yang lebih berat.


Transmisi perinatal terjadi sebab sekresi melalui jalan masuk genital atau air susu ibu. Kira-kira 2% – 28% perempuan hamil dengan CMV seropositif , melepaskan CMV ke sekret serviks uteri dan vagina ketika melahirkan , sehingga menimbulkan kurang lebih 50% insiden bisul perinatal. Transmisi melalui air susu ibu sanggup terjadi , sebab 9% – 88% perempuan seropositif yang mengalami reaktivasi biasanya melepaskan CMV ke ASI. Kurang lebih 50% – 60% bayi yang menyusu terinfeksi asimtomatik , jikalau selama kehidupan fetus telah cukup memperoleh imunitas IgG spesifik dari ibu melalui plasenta.8 Kondisi yang buruk mungkin dijumpai pada neonatus yang lahir prematur atau dengan berat tubuh lahir rendah.


Transmisi postnatal sanggup terjadi melalui saliva , mainan bawah umur contohnya sebab tercemar dari vomitus. Transmisi juga sanggup terjadi melalui kontak pribadi atau tidak pribadi , kontak seksual , transfusi darah , transplantasi organ.


Penyebaran endogen di dalam diri individu sanggup terjadi dari sel ke sel melalui desmosom yaitu celah di antara 2 membran atau dinding sel yang berdekatan. Di samping itu , apabila terdapat pelepasan virus dari sel terinfeksi , maka virus akan beredar dalam sirkulasi (viremia) , dan terjadi penyebaran per hematogen ke sel lain yang berjauhan , atau dari satu organ ke organ lainnya.


Pada bisul primer , IgG mun.cul kira-kira 2 ahad kemudian. Pada reaktivasi , reinfeksi , IgG muncul lebih cepat disertai kadar yang lebih tinggi dan kekuatan mengikat yang lebih baik (avidity) , sehingga serokonversi dan IgG aviditydipakai untuk membedakan bisul gres atau lama. Metoda investigasi laboratorium yang digunakan ialah ELISA (enzyme linked immunosorbent assay) atau ELFA (enzyme linked immunofuorescent assay).


CMV ialah virus DNA dan merupakan kelompok dari famili virus Herpes sehingga mempunyai kemampuan latensi. Virus ditularkan melalui banyak sekali cara a.l tranfusi darah , transplantasi organ , kontak seksual , air susu , air seni dan air liur ; transplansental atau kontak pribadi ketika janin melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam.

Diagnosis




Virus sanggup di isolasi dari biakan urine atau biakan banyak sekali cairan atau jaringan tubuh lain. Tes serologis mungkin terjadi peningkatan IgM yang mencapai kadar puncak 3 – 6 bulan pasca bisul dan bertahan hingga 1– 2 tahun kemudian. IgG meningkat secara cepat dan bertahan seumur hidup


Wanita dengan seropositif CMV sebelum kehamilan. Dilaporkan bahwa hanya 1 ,2 % sero-positif akan menimbulkan transmisi ke janin sedangkan yang sero-negatif sebelum kehamilan transmisi terjadi lebih besar (12 ,9%). Hal ini menjadikan dugaan bahwa peningkatan imunitas ibu sebelum hamil , sanggup melindungi janin dari kelainan kongenital CMV sebesar 90%. Artinya imunitas spesifik ibu yang telah mengalami bisul CMV lebih tinggi daripada ibu  yang  gres terinfeksi selama hamil.


Dari hasil survey didapat bahwa , 50-70% perempuan hamil dengan sero-positif sebelum hamil , transmisi bisul terhadap janin (infeksi vertikal) hanya 1% , virulensinya lebih rendah dibanding  perempuan sero-negatif.


Adanya antibodi IgG CMV menyatakan bahwa pernah terjadi bisul CMV , Kadar IgG akan tampak dalam darah 7-14 hari sehabis terjadinya infeksi. Gambaran serologi ini akan menetap. IgG CMV mungkin meningkat kadarnya pada keadaan imunitas menurun menyerupai pada kasus transplantasi organ , AIDS.


IgM akan tampak pada hari ke 3-4 sehabis tanda-tanda timbul , IgM akan tetap berada dalam sirkulasi ibu hingga beberapa bulan. Infeksi kongenital sanggup di diagnosis dengan menemukan IgM janin di dalam darah tali sentra (kordosentesis) atau cairan tuban (amniosentesis).


Masalah dari interpretasi tes serologi ialah :
  1. Kenaikan IgM yang membutuhkan waktu usang menyulitkan penentuan ketika bisul yang tepat
  2. Angka negatif palsu yang mencapai 20%
  3. Adanya IgG tidak menyingkirkan kemungkinan adanya bisul yang persisten

    Dampak terhadap Kehamilan 



    CMV ialah bisul virus kongenital yang utama di US dan mengenai 0.5 – 2.5 % bayi lahir hidup. Infeksi plasenta sanggup berlangsung dengan atau tanpa bisul terhadap janin dan bisul pada neonatus sanggup terjadi pada ibu yang asimptomatik.


    Resiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar 40 – 50%.


    10 – 20% neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala-gejala :
    1. Hidrop non imune
    2. PJT simetrik
    3. Korioretinitis
    4. Mikrosepali
    5. Kalsifikasi serebral
    6. Hepatosplenomegali
    7. hidrosepalus


    80 – 90% tidak memperlihatkan tanda-tanda namun kelak dikemudian hari sanggup memperlihatkan gejala:
    1. Retardasi mental
    2. Gangguan visual
    3. Gangguan perkembangan psikomotor
    Seberapa besar kerusakan janin tidak tergantung ketika kapan bisul menyerang janin.
    CMV rekuren berkaitan dengan penurunan resiko janin dengan angka penularan ibu ke janin sebesar 0.15% – 1%.


    Tidak ada terapi yang efektif untuk cytomegalovirus dalam kehamilan.
    Pencegahan mencakup penjagaan kebersihan pribadi , mencegah tranfusi darah
    Usaha untuk membantu diagnosa bisul CMV pada janin ialah dengan melaksanakan :
    1. Ultrasonografi untuk identifikasi PJT simetri , hidrop , asites atau kelainan sistem saraf pusat
    2. Pemeriksaan biakan cytomegalovirus dalam cairan amnion

      Belum ada obat yang sanggup menyembuhkan bisul CMV.



      Penyakit bisul virus CMV , menyerupai juga penyakit virus lainnya ialah penyakit ”self limited disease”. Pengobatan ditujukan kepada perbaikan nutrisi , respirasi dan hemostasis. Pengobatan anti virus masih belum terperinci hasilnya. Dicoba cara dukungan zat  immunoglobulin in utero. Bagi ibu yang mengalami gangguan imunitas dikembangkan obat; ganciclovir , cidofovir , formivirsen , foscarnet (virustatic).

      Pemberian vaksin merupakan keinginan dimasa datang.




      Pemberian Ganciclovir pada dewasa: takaran induksi 5 mg/kg dua kali sehari , intra vena selama 2 ahad , dipertahankan dengan takaran 5 mg/kg/hari. Pemberian oral untuk mempertahankan takaran dalam sirkulasi darah ialah 1 gram 3 kali sehari , perlu diperhatikan imbas samping yaitu gangguaan fungsi ginjal.


      Pemberian Ganciclovir 12mg/kg/hr pada bayi sanggup mengurangi progresivitas ketulian dalam 2 tahun pertama kehidupannya.

      Pencegahan :




      Belum didapatkan obat yang baik untuk mencegah terjadinya bisul CMV pada ibu dan janin yang dikandungnya.
      Dapat diusahakan :

      1. Memberikan penerangan cara hidup yang bersih , menjauhi kontak dengan cairan yang dikeluarkan oleh penderita CMV : urine , saliva , semen dlsb.
      2. Bagi ibu , terutama yang melahirkan bayi prematur untuk berhati-hati dalam memperlihatkan ASI. Bayi prematur imunitasnya masih rendah. ASI yang mengandung virus CMV , didinginkan hingga –20oC selama beberapa hari sanggup menghilangkan virus. Cara lain pasteurisasi cepat.
      3. Hati-hati pada transfusi , darah harus dari donor sero-negatif.
      4. Vaksinasi mempunyai keinginan dimasa datang

      Seorang calon ibu , hendaknya menunda untuk hamil apabila secara laboratorik dinyatakan terinfeksi CMV primer akut. Bayi gres lahir dari ibu yang menderita bisul CMV , perlu dideteksi IgM anti-CMV untuk mengetahui bisul kongenital. Higiene dan sanitasi lingkungan perlu diperhatikan untuk mencegah penularan atau penyebaran. Infeksi CMV tidak menimbulkan keluhan apabila individu berada dalam kondisi kompetensi imun yang baik , oleh sebab itu pola hidup sehat dengan makan minum yang sehat dan bergizi , sangat diharapkan semoga sistem imun sanggup bekerja dengan baik untuk meniadakan atau membasmi CMV. Istirahat yang cukup juga sangat diharapkan , sebab istirahat termasuk ”pengobatan terbaik” untuk bisul virus pada umumnya.

      Sumber:

      Silahkan submit email anda untuk mendapat update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan:

      0 Response to "Cmv Dan Kehamilan - Ilmu Keperawatan"

      Total Pageviews