Melihat Tradisi Budaya Khas Palangkaraya Dan Berwisata Seru
Palangkaraya kota yang sangat indah di sini tradisi budaya khas nya masih menempel di kota yang canti ini, bukan hanya kota nya yang manis wisata wisata di sini juga sangat seru loh menyerupai Museum Balanga anda bakal sanggup ilmu dan kenang kenangan seru bila anda berkunjung ke kota ini.
Asal Usul Pahandut
Kampung Pahandut yang merupakan cikal bakal berdirinya Kota Palangka Raya, Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, merupakan salah satu kampung tertua di daerah aliran sungai Kahayan bagian hilir, menyerupai halnya kampung Maliku, Pulang Pisau, Buntoi, Penda Alai dan Gohong.
Kampung Pahandut |
Diceritakan bahwa terdapat seorang tokoh yang disegani oleh seluruh warga masyarakat Dukuh Bayuh alasannya ialah memiliki kelebihan yang sangat menonjol. Sang Tokoh tersebut memiliki anak- sulung pria yang berjulukan Handut, dan sesuai watak orang Dayak Ngaju yang menganut "Teknonimi", yaitu santunan nama kepada ayah atau ibu menurut nama anaknya, maka tokoh
Desa Bayuh yang "berilmu" itu sangat bersahabat disapa Bapa Handut atau Pa Handut. Setelah meninggal, guna mengenang dan menghormati sang tokoh yang sangat besar lengan berkuasa tersebut, semua warga masyarakat oke Desa Bayuh diubah namanya menjadi Desa PAHANDUT.
Museum Balanga
Museum menjadi tempat terbaik untuk belajar budaya. Jika ingin mengenal budaya Suku Dayak, berkunjunglah ke Museum Balanga di Palangkaraya. Diresmikan pada tahun 1990, museum yang terletak di Jalan Tjilik Riwut KM 2 Palangkaraya ini memang belum begitu populer. Bahkan masyarakat Kalimantan Tengah pun belum banyak yang sadar bakal keberadaannya. Museum yang dikelola oleh pihak Pemrov Kalteng ini menampilkan aneka macam koleksi barang hingga sejarah Suku Dayak.
Museum Balanga |
Mulai dari awal masuk ke ruang pameran, pengunjung bakal disuguhkan dengan suasana tradisional ala Suku Dayak. Fase kehidupan seorang Dayak dari awal lahir hingga mati pun diceritakan dengan terperinci lewat sejumlah barang yang mewakili. Namun tidak hanya itu, terdapat juga sejumlah alat upatrik watak hingga senjata tradisional Dayak menyerupai Sumpit, Duhung dan Mandau. Tak lupa juga, miniatur Rumah Betang yang merupakan rumah tradisional Suku Dayak yang memanjang dan berbentuk rumah panggung.
Selain itu, sanggup dilihat juga ribuan buah senjata sitaan yang dipakai ketika terjadi konflik etnis di Sampit pada tahun 2001 silam. Senjata itu pun menjadi saksi bisu dari kejadian berdarah kala itu. Wisatawan yang tiba berkunjung juga sanggup mampir ke bab perpustakaan untuk mencari info lebih detil. Jika ingin lebih, sanggup juga menyewa jasa pemandu museum. Museum Balanga pun buka setiap hari kecuali Minggu. Pada hari Senin-Kamis buka dari pukul 07.00-14.00 WIB, Jumat pada pukul 07.00-11.30 dan Sabtu pada pukul 07.00-12.30 WIB. Harga tiket masuknya cukup Rp 2.500/orang.
Rumah Sandung
Masyarakat Dayak Kaharingan merupakan masyarakat yang sangat menjaga dan memelihara tradisi tersebut hingga dengan ketika ini. Kepercayaan yang dianut semenjak dulu ialah Agama Kaharingan. Salah satu upatrik ritual watak yang masih dijalankan dan dilestarikan ialah program memindahkan tulang belulang nenek moyang ke dalam sandung yang dinamakan atriknya dengan Ritul Tiwah.
Sandung berbentuk menyerupai rumah namun ukurannya kecil bila dibandingkan dengan ukuran rumah yang biasanya. Pada sandung inilah tulang belulang nenek moyang yang telah meninggal beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun yang kemudian disimpan dengan aman. Pada ketika pemindahan tulang ke dalam sandung sarat dengan pembacaan Beberapa Doa yang dilakukan oleh seorang pemimpin Atrik Tiwah yang dinamakan dengan basir dan dibantu dengan beberapa fisor.
Rumah Sandung |
Bahan untuk pembuatan sandung biasanya berasal dari kayu yang keras sekali menyerupai kayu ulin (kayu besi) yang sangat kuat terhadap hujan dan panas matahari, ini apabila sandung yang masih belum diberi semacam pendopo untuk pelindungnya dan masih banyak ditemukan pada sandung- sandung yang sudah tua. Namun sandung kini sudah diberi atap sehingga sanggup terhindar dari hujan dan panas. Dipilih kayu ulin alasannya ialah umurnya sanggup mencapai ratusan tahun.
Pada zaman kini sandung juga tidak hanya terbuat dari kayu ulin tetapi sudah banyak yang terbuat dari bahan beton dengan trik dicor. Mengingat mungkin kayu ulin sudah semakin sulit ditemukan jawaban semakin berkurangnya hutan Kalimantan dari hari ke hari.
Bukit Tangkiling
Bukit Tangkiling terletak di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Bagi sebagian wisatawan yang pernah atau kerap berkunjung ke tempat ini, pemandangan dari atas Bukit Tangkiling memang lebih indah dinikmati sehabis hujan. Alam di sekitar bukit ini begitu memesona. Bukit Tangkiling yang berjarak 34 kilometer dari sentra Kota Palangkaraya sudah ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata terpadu unggulan. Anda juga sanggup melihat beberapa jenis satwa, melaksanakan wisata religi, dan menikmati kegiatan outbound.
Untuk mencapai titik pemandangan terindah di Bukit Tangkiling dengan tinggi sekitar 500mdpl Anda harus menempuh setengah jam perjalanan mendaki. Di tempat yang termasuk Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tangkiling itu, tampaklah ikon Palangkaraya, yakni Jembatan Kahayan, berwarna jingga.
Bukit Tangkiling |
Di sisi lain terlihat Bukit Baranahu, Kalalawit, Tabala, Tunggal, Bulan, Buhis, Lisin, dan Liau yang masih termasuk daerah TWA Bukit Tangkiling. Tentunya, Tangkiling merupakan bukit paling terkenal di daerah tersebut.
Kisah mengenai asal-usul Bukit Tangkiling menyerupai dengan Sangkuriang di Jawa Barat. Suasana di Batu Banama memang penuh aura "mistis", hal ini makin diperkuat dengan berdirinya beberapa Pasah Patahu atau rumah-rumahan kecil tempat meletakan sesajen berupa makanan, minuman atau rokok, yang dibangun di sekitar Batu Banama. Bukit Tangkiling ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata terpadu unggulan alasannya ialah di sana juga terdapat tujuan wisata religi. Agara Pertapaan Karmel dan Pura Hindu Kaharingan dibangun di daerah itu. Pesona alam kian lengkap dengan kebun hewan mini. Berbagai satwa sanggup dilihat, antara lain binturung, landak, dan kera.
Susur Sungai
Wisata susur sungai ini ialah suatu aktifitas yang sangat menyenangkan untuk dijadikan salah satu aktifitas dan tujuan wisata. Sarana transportasi susur sungai ini menggunakan kapal besar, kapal kecil ataupun kelotok wisata yang bersandar disekitar pelabuhan tugu.
Di sekitar pinggiran sungai kahayan yang membelah kota Palangka Raya banyak terdapat Rumah- rumah terapung, toko, warung, dan keramba ikan yang serba terapung. Inilah salah satu daya tarik yang khas dimana kita sanggup melihat keseharian kehidupan masyarakat pinggiran sungai yang dinamis dan produktif.
susur sungai |
Bila menyusuri sungai ke arah hulu dan melintasi persimpangan antara sungai kahayan dan rungan. Maka bakal dilihat hutan-hutan mangrove, semi belantara khas sungai. Dengan beberapa perimata yang kadang terlihat di pinggiran pepohonan sungai menyerupai bekantan, monyet hutan, burung bangau, biawak dan lainnya.
Adapun Lokasi tempat pelepasan sementara orang utan ialah di hampapak, bapalas dan pulau kaja tangkiling. Rute ketiga tempat inilah yang menjadi tujuan dengan daya tarik yang menarik minat wisatawan lokal, domestik dan mancanegara. Dan beberapa objek menyerupai pasah keramat, danau takapan, desa wisata petuk katimpun, danau rawet dan lain-lain ialah berada di jalur dari muara sungai rungan hingga ke tangkiling kecamatan bukit batu.
Kampung Lauk
Berkunjung ke Palangkaraya belum lengkap bila belum melihat ikonya yaitu, Jembatan Kahayan dan tetap belum lengkap juga klo belum mencicipi rumah makan khasnya. Tidak begitu jauh dari Jembatan Kahayan, cukup melewati jembatan tersebut sambil menikmati pemandangan kota Palangkaraya dari atas jembatan sekitar 5menit ke arah luar kota ada sebuah rumah makan yang cukup unik.
Kampung Lauk |
Terpampang di depannya tulisan, Kampung Lauk dan tentunya berderet2 mobil. Dari namanya saja kita niscaya sudah sanggup menyimpulkan kalau rumah makan ini bakal mengkhususkan masakan berjulukan ikan. Yup, kampung lauk ini khusus menyajikan masakan dari ikan mulai dari Nila, Bawal,Patin, Emas, JelawAt termasuk juga Udang. Ikannya disajikan mulai dari yg digoreng hingga dibakar.
Berada di pinggir sungai Kahayan yang berupa pondok-pondok berpanggung, sehingga kita sanggup menikmati kegiatan sungai kahayan, kapal/klotok lewat, pesawat capung mendarat, memancing, dll. Dan yang lebih unik lagi, ikan2nya segar dikarnakan eksklusif ditangkap di kolamnya gres dimasak, alasannya ialah sebelumnya lokasi ini tempat pembenihan ikan. Dan uniknya lagi kita bayar ikannya bukan menurut jumlah dimakan, tp menurut berat ikannya.
Taman Naman Nasional Sebangau
Taman Nasional Sebangau memiliki kekayaan keanekaragaman hayati. Hutan ini juga dikenal dengan ekosistem khusus air hitam. Selain menjadi rumah bagi orangutan, Taman Nasional Sebangau juga menjadi habitat untuk 25 jenis mamalia, 116 jenis burung borneo, 36 jenis ikan, serta sekitar 166 jenis flora.
Beberapa fauna penghuni Taman Nasional Sebangau antara lain: orangutan (Pongopygmaeus), beruk (Macaca nemestrina), kelasi (Presbytis rubicunda), bekantan (Nasalislarvatus), beruang madu (Helarctos malayanus), kucing hutan (Felis bangalensis), tupai (Exilisciurus axilis), enggang gunung (A. undulatus), dan masih banyak lagi.
Taman Nasional Sebangau |
Sementara tanaman yang sanggup Anda jumpai ada di taman ini antara lain: jelutung (Dyera lowii), belangeran (Shorea belangeran), pulai (Alstonia angustifolia), pohon ulin, anggrek hitam dan anggrek tanduk rusa.
Pastinya jangan lupa membawa kamera dan teropong. Ada banyak satwa liar lainnya termasuk di sepanjang perjalanan yang menanti bidikan lensa Anda. Beberapa hewan yang gampang ditemui di beberapa lokasi sepanjang sungai ialah bekantan, elang bondol, dan monyet ekor panjang.
Wisata Ke Palangkaraya
Nah wisata ini cocok untuk di jadikan destinasi wisata liburan anda dan keluarga tercinta jadi tunggu apa lagi untuk bergabung bersama Cheria Halal Holiday Dengan Wisata Ke Palangkaraya di jamin wisata anda meyenangkan.
Salam + jika berminat hubungi cs saya.
0 Response to "Melihat Serunya Tradisi Budaya Khas Palangkaraya"