Latest News

Tb Paru - Penyebab| Tanda-Tanda Dan Penatalaksanaannya - Ilmu Keperawatan

tb paru

Definisi Tb Paru

Tb Paru atau kepanjangannya tuberculosis paru atau sering disebut juga TBC paru merupakan penyakit infeksi pernapasan yang disebabkan oleh basil mycobacterium tuberculosis yang menyerang terutama parenkim paru. Tb paru bukan hanya mengenai paru-paru saja , akan tetapi bila bias mengenai seluruh serpihan badan menyerupai kelenjar gatah bening (tb kelenjar) , tulang (tb tulang) dan lain-lain.

Penyabab Tb Paru

Tb Paru pada umumnya disebabkan oleh basil basil tuberculosis (mycobacterium tuberculosis humanis) yang sanggup ditularkan oleh penderita tb paru ke orang yang sehat melalui udara atau droplet.

Ada beberapa jenis basil mycobacterium tuberculosis salah satu diantaranya yakni mycobacterium tuberculosis humanis dan jenis humanis inilah yang sangat berbahaya bagi manusia.

Basil dari basil tuberculosis ini mempunyai dinding lipid sehingga tahan asam.

Tanda Dan Gejala Tb Paru

Gejala yang paling utama dari tb paru ini adalahbatu-batuk yang lebih dari 4 ahad dengan disertai atau tanpa sputum atau dahak , malaise , tanda-tanda flu , demam derajat rendah , nyeri dada dan terkadang juga disertai dengan batuk darah.

Tanda dan tanda-tanda tb paru sanggup terjadi dalam beberapa tahap yang mungkin tidak disadari oleh penderitanya , diantaranya yakni sebagai berikut.

Tahap asimptomatis. Pada tahap ini biasanya tb paru tidak mempunyai tanda-tanda yang khas dan hanya muncul menyerupai batuk biasa dan akan sembuh dengan sendirinya tanpa mengakibatkan pengaruh yang niscaya terhadap seseorang.

Jika pada tahap diatas tb paru tidak terdeteksi dan tidak mendapat pengobatan , biasanya dalam beberapa bulan atau sanggup jadi tahunan akan mengakibatkan gejala-gejala tb paru yang khas menyerupai yang saya sebutkan sebelumnya diatas.

Setelah muncul gejala-gejala tb paru yang khas , namun hanya dianggap sebagai tanda-tanda dari batuk atau flu biasa oleh penderitanya , maka akan sanggup semakin memburuk dan sanggup mensugesti acara sehari-hari penderitanya.

Setelah tb paru menginfeksi sebagian atau seluruh paru-paru , tanda-tanda yang ditimbulkan sanggup mengakibatkan tanda-tanda yang khas tb paru dan sanggup berulang seiring dengan memburuknya kondisi perkembangan penyakitnya.


Selain tanda dan tanda-tanda diatas , beberapa investigasi fisik juga sanggup dilakukan untuk melihat tanda dan tanda-tanda yang khas pada diri seseorang yang menderita tb paru. Berikut yakni investigasi fisik yang sanggup dilakukan:
  • Pada investigasi perkusi dada didapatkan hasil bunyi redup bila bunyi paru-paru sudah terinfeksi dan terisi cairan atu sekret
  • Pada investigasi auskultasi dada didapatkan hasil bunyi dada ronkhi berair atau bunyi weezing.
  • Biasanya terdapat sekret diseluruh akses napas

Pathway

pathway tb paru

Komplikasi

Penyakit tb paru sanggup mengakibatkan komplikasi bila sudah memasuki stadium lanjut atau kronis , diantaranya yakni sebagai berikut.

Hemoptisis berat

Jika tb paru sudah memasuki stadium lanjut sanggup terjadi hemoptysis berat yaitu terjadi perdarahan dari akses pernapasan bawah atau didalam paru-paru dan sanggup menjadikan janjkematian lantaran sanggup terjadi stress berat hipovolemik atau tersumbatnya akses napas oleh darah.

Atelektasis

Atelectasis sanggup terjadi biasanya bila infeksi tb paru sudah terjadi pada seluruh paru-paru sehingga pengembangan paru-paru tidak tepat atau paru-paru menjadi kolaps akobat retraksi dari bronchial.

Bronkhiektasis

Pada kondisi ini sanggup terjadi pelebaran bronkus pada area infeksi dan sanggup terjadi fibrosis atau pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan pada paru-paru.

Selain komplikasi diatas , tb paru juga sanggup menyebakan infeksi juga ke organ-organ lain menyerupai otak , tulang , kulit , kelenjar dan lain-lain di seluruh tubuh.

Peemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang sanggup dilakukan untuk memperkuat diagnosis tb paru sehingga sanggup dilakukan dengan penanganan dengan cepat bila memang terdiagnosis tb paru. Berikut yakni investigasi penunjang yang sanggup dilakukan untuk membantu mendiagnosis tb paru.

Pemeriksaan sputum BTA

Pemeriksaan sputum ini sangat penting untuk dilakukan lantaran dengan investigasi inilah sanggup ditemukan kuman BTA. Disamping itu , investigasi sputum BTA ini juga sanggup dipakai untuk menilai keberhasilan pengobatan tb paru yang sudah diberikan.

Pemriksaan sputum ini sangat gampang dan murah untuk dilakukan sehingga sanggup dilakukan di puskesmas. Akan tetapi terkadang tidak gampang untuk mendapat sputum pasien tb paru , apalagi untuk pasien yang tidak batuk atau batuk tidak produktif.

Dianjurkan kepada pasien yang akan melaksanakan investigasi sputum bila tidak batuk atau batuk tidak roduktif , hari sebelumnya untuk sanggup banyak minum air atau diberikan obat mukolitik biar sanggup terjadi produksi sputum biar gampang didapatkan sputum.

Kriteria sputum BTA ini konkret bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan sputum.

Berikut yakni rekomendasi dari WHO untuk memilih kuman BTA konkret atau negative.
Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang : negative
  • Ditemukan 1-9 BTA : tulis jumlah kuman
  • Ditemukan 10-99 BTA : 1+
  • Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang : 2+
  • Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang : 3+

Pemeriksaan tuberculin

Pada anak , uji tuberkulin merupakan investigasi paling bermanfaat untuk mengatakan sedang/pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa dan sering dipakai dalam "Screening TBC". Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC dengan uji tuberkulin yakni lebih dari 90%.

Penderita anak umur kurang dari 1 tahun yang menderita TBC aktif uji tuberkulin konkret 100% , umur 1–2 tahun 92% , 2–4 tahun 78% , 4–6 tahun 75% , dan umur 6–12 tahun 51%.

Dari persentase tersebut sanggup dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji tuberkulin semakin kurang spesifik. Ada beberapa cara melaksanakan uji tuberkulin , namun hingga kini cara mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ serpihan atas lengan bawah kiri serpihan depan , disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam sehabis penyuntikan dan diukur diameter daripembengkakan (indurasi) yang terjadi.

Pemeriksaan rontgen thoraks

Pada hasil investigasi rontgen thoraks , sering didapatkan adanya suatu lesi sebelum ditemukan adanya tanda-tanda subjektif awal dan sebelum investigasi fisik menemukan kelainan pada paru. Bila investigasi rontgen menemukan suatu kelainan , tidak ada citra khusus mengenai TB paru awal kecuali di lobus bawah dan biasanya berada di sekitar hilus.

Karakteristik kelainan ini terlihat sebagai tempat bergaris-garis opaque yang ukurannya bervariasi dengan batas lesi yang tidak jelas. Kriteria yang kabur dan gambar yang kurang terang ini sering diduga sebagai pneumonia atau suatu proses edukatif , yang akan tampak lebih terang dengan santunan kontras.

Pemeriksaan rontgen thoraks sangat berkhasiat untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan ini bergantung pada tipe keterlibatan dan kerentanan basil tuberkel terhadap obat antituberkulosis , apakah sama baiknya dengan respons dari klien.

Penyembuhan yang lengkap serinng kali terjadi di beberapa area dan ini yakni observasi yang sanggup terjadi pada penyembuhan yang lengkap. Hal ini tampak paling menyolok pada klien dengan penyakit akut yang relatif di mana prosesnya dianggap berasal dari tingkat eksudatif yang besar.

Pemeriksaan CT  Scan

Pemeriksaan CT Scan dilakukan untuk menemukan kekerabatan kasus TB inaktif/stabil yang ditunjukkan dengan adanya citra garis-garis fibrotik ireguler , pita parenkimal , kalsifikasi nodul dan adenopati , perubahan kelengkungan beras bronkhovaskuler , bronkhiektasis , dan emifesema perisikatriksial.

Sebagaimana investigasi Rontgen thoraks , penentuan bahwa kelainan inaktif tidak sanggup hanya menurut pada temuan CT scan pada investigasi tunggal , namun selalu dihubungkan dengan kultur sputum yang negatif dan investigasi secara serial setiap saat. Pemeriksaan CT scan sangat bermanfaat untuk mendeteksi adanya pembentukan kavasitas dan lebih sanggup dipercaya daripada investigasi Rontgen thoraks biasa.

Radiologis TB Paru Milier

TB paru milier terbagi menjadi dua tipe , yaitu TB paru milier akut dan TB paru milier subakut (kronis). Penyebaran milier terjadi sehabis infeksi primer. TB milier akut diikuti oleh invasi pembuluh darah secara masif/menyeluruh serta menjadikan penyakit akut yang berat dan sering disertai akhir yang fatal sebelum penggunaan OAT.

Hasil investigasi rontgen thoraks bergantung pada ukuran dan jumlah tuberkel milier. Nodul-nodul sanggup terlihat pada rontgen akhir tumpang tindih dengan lesi parenkim sehingga cukup terlihat sebagai nodul-nodul kecil. Pada beberapa klien , didapat bentuk berupa granul-granul halus atau nodul-nodul yang sangat kecil yang menyebar secara difus di kedua lapangan paru. Pada dikala lesi mulai higienis , terlihat citra nodul-nodul halus yang tak terhitung banyaknya dan masing-masing berupa garis-garis tajam.

Pemeriksaan Laboratorium

Diagnosis terbaik dari penyakit diperoleh dengan investigasi mikrobiologi melalui isolasi bakteri. Untuk membedakan spesies Mycobacterium antara yang satu dengan yang lainnya harus dilihat sifat koloni , waktu pertumbuhan , sifat biokimia pada banyak sekali media , perbedaan kepekaan terhadap OAT dan kemoterapeutik , perbedaan kepekaan tehadap hewan percobaan , dan percobaan kepekaan kulit terhadap banyak sekali jenis antigen Mycobacterium.

Pemeriksaan darah yang sanggup menunjang diagnosis TB paru walaupun kurang sensitif yakni investigasi laju endap darah (LED). Adanya peningkatan LED biasanya disebabkan peningkatan imunoglobulin terutama IgG dan IgA.

Penatalaksanaan

Obat anti tuberkulosis (OAT)

OAT harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat bakterisid dengan atau tanpa obat obat ketiga. Tujuan santunan OAT , antara lain :
  • Membuat konversi sputum BTA konkret menjadi negatif secepat mungkin melalui kegiatan bakterisid.
  • Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama sehabis pengobatan dengan kegiatan strelisasi.
  • Menghilangkan atau mengurangi tanda-tanda dan lesi melalui perbaikan daya tahan imunologis.

Maka pengobatan tuberkulosis dilakukan melalui 2 fase :
  • Fase awal intensif , dengan kegiatan bakterisid untuk memusnahkan populasi kuman yang membelah denga cepat.
  • Fase lanjutan , melalui kegiatan strelisasi kuman pada pengobatan jangka pendek atau kegiatan bakteriostatik pada pengobatan konversional.
  • OAT yang biasa dipakai antara lain isoniazid (INH) , rifampisin (R) , pirazinamid (Z) ,

Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS)

Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) yakni nama untuk suatau taktik yang dilaksanakan di pelayanan kesehatan dasar di dunia untuk mendeteksi dan menyembuhkan pasien tuberkulosis. Strategi ini terdiri dari 5 komponen , yaitu :
  • Dukungan politik para pimpinan wilayah dis etiap jenjang sehingga acara ini menjadi salah satu prioritas dan pendanaanpun akan tersedia.
  • Mikroskop sebagai komponen utama untuk mendiagnosa tuberkulosis melalui investigasi sputum pribadi pasien tersangka dengan inovasi sevara pasif.
  • Pengawas minum obat (PMO) yaitu orang yang dikenal dan dipercayai baik oleh pasien maupun petugas kesehatan yang ikut mengawasi pasien minum seluruh obatnya sehingga sanggup dipastikan bahwa pasien betul minum obatnya dan diharakan sembuh pada selesai masa pengobatan.
  • Pencatatan dan pelaporan dengan baik dan benar sebagai serpihan dari sistem surveilans penyakit ini sehingga pemamtauan pasien sanggup berjalan.
  • Paduan obat anti tuberkulosis jangka pendek yang benar , termasuk takaran dan jangka waktu yang tepat , sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Termasuk terjaminnya kelangsungan persediaan paduan obat ini.

Baca artikel selanjutnya tantang Askep Tb Paru Aplikasi Nanda NIC NOC pada postingan selanjutnya.

Itulah tadi konsep teori penyakit tb paru atau TBC paru yang sanggup saya sampaikan mudah-mudahan sanggup bermanfaat bagi anda dan yang membutuhkannya.

Silahkan submit email anda untuk mendapat update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan:

0 Response to "Tb Paru - Penyebab| Tanda-Tanda Dan Penatalaksanaannya - Ilmu Keperawatan"

Total Pageviews