Latest News

Sistem Reproduksi Laki-Laki - Ilmu Keperawatan

System reproduksi pada insan merupakan sebuah system yang ada pada insan yang mempunyai peranan sangat penting dalam menunjang keberlangsungan hidup manusia.

Anatomi Sistem Reproduksi Laki-Laki

System reproduksi pria terdiri dari beberapa organ yang saling berafiliasi dan bekerja sama untuk menjalankan fungsinya yang sanggup menghasilkan sebuah sperma yang nantinya akan membuahi sel telur wanita dan jadilah manusia.

System reproduksi pada laki-laki terdiri dari dua organ yaitu testis dan penis. Baca juga anatomi fisiologi penis.


Skrotum

Adalah kantong longgaryang tersusun dari kulit , fasia , dan otot polos yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.

Dua kantong skrotal , setiap skrotal berisi satu testis tunggal , dipisahkan oleh septum atau pembatas yang ada diantara dua testis (internal).

Otot dartos yaitu lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara hambar atau eksitasi seksual.

Testis

Testis merupakan organ lunak yang berbentuk oval yang mempunyai ukuran kira-kira panjang 4 cm hingga 5 cm (1 ,5inci hingga 2 inci) dan berdiameter kurang lebih 2 ,5cm (1 inci) pada keadaan normal.

Didalam organ testis terdapat rongga-rongga atau tempat-tempat yang mempunyai fungsi masing-masing yang sangat penting untuk system reproduksi laki-laki , diantaranya yaitu sebagai berikut.

Tunika albuginea merupakan kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang kearah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.

Tubulus seminiferus adalah daerah berlangsungnya spermatogenesis , terlilit dalam lobulus. Epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian menjadi speakhirrma; sel-sel sertoli yang menopang dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang; dan sel-sel interstisial (leydig) , yang mempunyai fungsi endokrin.

Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa dan berlangsung sekitar 64 hari lamanya (lebih atau kurang empat hari).

Spermatogonia terletak berdekatan dengan membran basalis tubulus seminiferus. Spermatogonia berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer

Setiap spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk dua spermatosit sekunder. Pembelahan meiosis kedua pada spermatosit sekunder menghasilkan empat spermatid.

Tahap  selesai spermatogenesis yaitu maturasi spermatid menjadi spermatozoa (sperma). Panjang spermatozoa matur mencapai 60 um. Sperma matur mempunyai satu kepala , satu tubuh , dan satu flagellum (ekor).
  • Kepala berisi nukleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala) yang mengandung enzim diharapkan untuk menembus ovum.
  • Badan mengandung mitokondria yang memproduksi ATP diharapkan untuk pergerakan.
  • Goyangan flagelum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang).

Sel sertoli menyebar dari epitelium hingga lumen tubulus. Fungsinya antara lain :
  • Sel sertoli secara mekanis menyokong dan memberi nutrisi spermatozoa dalam proses pematangan
  • Sel  sertoli menseskresi inhibitor  duktus mullerian , yaitu homogen glikoprotein yang diproduksi selama perkembangan embrionik pada saluran reproduksi laki-laki. Zat ini mengakibatkan atrofi duktus mullerian pada genetik laki-laki.
  • Sel sertoli mensekresi protein pengikat androgen untuk merespons folicle-stimulating hormone (FSH) yang dilepas kelenjar hipofisis anterior. Protein mengikat testosteron dan membantu mempertahankan tingkat konsentrasi tinggi cairan tersebut dalam tubulus seminiferus. Testosteron menstimulasi spermatogenesis.
  • Sel sertoli mensekresi inhibin , suatu protein yang mengeluarkan imbas umpan balik negatif terhadap sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
  • Sel sertoli mensekresi antigen H-Y , yaitu protein permukaan membran sel yang penting untuk menginduksi proses diferensiasi testis pada genetik laki-laki.

Sel interstisial (leydig) mensekresi androgen (testosteron dan dihidrotestosteron). Sel-sel interstisial ini menghilang enam bulan sesudah lahir dan muncul kembali ketika awitan pubertas alasannya yaitu efek hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisis.

Duktus pada saluran reproduksi laki-laki

Duktus-duktus atau saluran-saluran yang ada pada system reproduksi laki-laki bertugas untuk membawa sperma matur dari testis ke pecahan eksterior tubuh.

Di dalam testis , sperma bergerak ke lumen tubulus seminiferus , kemudian menuju tubulus rekti (tubulus lurus). Dari tubulus rekti , sperma kemudian menuju jaring-jaring kanal rete testis yang bersambungan dengan 10 hingga 15 duktulus eferen yang muncul dari pecahan atas testis.

Epididimis yaitu tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4 m hingga 6 m) yang terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini mendapatkan sperma dari duktur eferen.
  • Epididimis menyimpan sperma dan bisa mempertahankannya hingga 6 minggu. Selama 6 ahad tersebut , sperma akan menjadi motil , matur tepat , dan bisa melaksanakan fertilisasi.
  • Selama eksitasi seksual , lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi untuk mendorong sperma ke dalam duktus deferen.

Duktus deferen yaitu kelanjutan epididimis. Duktus ini yaitu tuba lurus yang terletak dalam korda spermatik yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik , saraf SSO , otot kremaster , dan jaringan ikat. Masing-masing duktus deferen meninggalkan skrotum , menanjak menuju dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih pecahan bawah untuk bergabung dengan duktus ejakulator.

Duktus ejakulator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) dibagian ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejakulator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.

Uretra merentang dari kandung kemih hingga ujung penis dan terdiri dari tiga bagian.
  • Uretra prostatik merentang mulai dari pecahan dasar kandung kemih , menembus prostat dan mendapatkan sekresi kelenjar tersebut.
  • Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 cm hingga 2 cm. Bagian ini dikelilingi sfingter uretra eksternal.
  • Uretra penis (kavernous , berspons) dikelilingi oleh jaringan erektil bersepon (korpus spongiosum). Bagian ini membesar kedalam fosa navicularis sebelum berakhir pada verbal uretra eksternal dalam glans penis.

Kelenjar  aksesoris

Sepasang vesikel seminalis yaitu kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang bermuara kedalam duktus ejakulator. Sekretnya yaitu cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa , berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi vesikel seminalis yaitu semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).

Kelenjar prostat menyelubungi uretra ketika keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat bermuara kedalam uretra prostatik sesudah melalui 15 hingga 30 duktus prostatik.

Prostat mengeluarkan cairan basa mirip susu yang menetralisir asiditas vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum pada pH 6 ,0 hingga 6 ,5.

Kelenjar prostat membesar ketika cukup umur dan mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia 20-an. Pada banyak laki-laki ,ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia 70 tahun , dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang mengganggu perkemihan.

Sepasang kelenjar bulbouretral (cowper) yaitu kelenjar kecil yang ukuran dan bentuknya mirip kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung mukus kedalam uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan  pada semen.

Organ terpenting selanjutnya yang dimiliki laki-laki dalam system reproduksi yaitu penis. Penis merupakan sekumpulan jaringan yang berbentuk lingkaran dan panjang.

Baca selengkapnya perihal penis di artikel selanjutnya tentang anatomi penis pada laki-laki.

Silahkan submit email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan:

0 Response to "Sistem Reproduksi Laki-Laki - Ilmu Keperawatan"

Total Pageviews