Askep Vertigo aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis yang diberikan kepada pasien dengan dilema vertigo. Pada konsep askep vertigo pada artikel ini memakai konsep Nanda NIC NOC mulai dari pengkajian , diagnose keparawatan , intervensi keperawatan memakai ilmu keperawatan Nanda NIC NOC.
Sebelum kita bahas secara detil asuhan keperawatan vertigo , mari kita baca dulu laporan pendahuluan vertigo itu apa.
Sebelum kita bahas secara detil asuhan keperawatan vertigo , mari kita baca dulu laporan pendahuluan vertigo itu apa.
DEFINISI VERTIGO
Vertigo yaitu suatu keadaan pusing kepala yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang menderita vertigo mencicipi sekelilingnya seperti berputar. Vertigo ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di kawasan telinga.
Perasaan pusing tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah , bahkan penderita merasa tak bisa berdiri dan kadang terjatuh lantaran dilema keseimbangan.
Keseimbangan tubuh insan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di indera pendengaran tengah dan mata. Vertigo biasanya timbul jawaban gangguan indera pendengaran tengah dan dalam atau gangguan penglihatan.
KLASIFIKASI VERTIGO
Vertigo sanggup diklasifikasikan menjadi dua kategori menurut saluran vestibular yang mengalami kerusakan , yaitu sebagai berikut.
Vertigo Periferal
Vertigo periferal pada umumnya terjadi kalau terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis , yaitu indera pendengaran kepingan tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan tubuh.
Gangguan kesehatan yang bekerjasama dengan vertigo periferal antara lain penyakit-penyakit ibarat benign parozysmal positional vertigo (gangguan jawaban kesalahan pengiriman pesan) , penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali mengakibatkan hilang pendengaran) , vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan) , dan labyrinthitis (radang di kepingan dalam pendengaran).
Vertigo Sentral
Vertigo sentral terjadi kalau ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak , khususnya di kepingan saraf keseimbangan , yaitu kawasan percabangan otak dan serebelum (otak kecil). Saluran vestibular yaitu salah satu organ kepingan dalam indera pendengaran yang senantiasa mengirimkan informasi perihal posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan..
PENYEBAB VERTIGO
Penyebab umum dari vertigo yaitu sebagai berikut:
Keadaan lingkungan
- Motion sickness (mabuk darat , mabuk laut)
- Obat-obatan
- Alkohol
- Gentamisin
Kelainan sirkulasi
- Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara lantaran berkurangnya aliran darah ke salah satu kepingan otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
Kelainan di telinga
- Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam indera pendengaran kepingan dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
- Infeksi indera pendengaran kepingan dalam lantaran bakteri
- Herpes zoster
- Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
- Peradangan saraf vestibuler
- Penyakit Meniere
Kelainan neurologis
- Sklerosis multipel
- Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin , persarafannya atau keduanya
- Tumor otak
- Tumor yang menekan saraf vestibularis.
PATHWAY VERTIGO
TANDA DAN GEJALA
Vertigo peripheral
- Pandangan gelap
- Rasa lelah dan stamina menurun
- Jantung berdebar wajah
- Hilang keseimbangan
- Tidak bisa berkonsentrasi
- Perasaan ibarat mabuk
- Otot terasa sakit
- Mual dan muntah-muntah
- Memori dan daya pikir menurun
- Sensitif pada cahaya terang dan Suara
- Berkeringat
Vertigo Sentral
- Penglihatan ganda
- Sukar menelan
- Kelumpuhan otot-otot
- Sakit kepala yang parah
- Kesadaran terganggu
- Tidak bisa berkata-kata
- Hilangnya koordinasi
- Mual dan muntah-muntah
- Tubuh terasa lemah
PEEMERIKSAAN PENUNJANG VERTIGO
Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki ibarat tandem , lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang yang normal bisa berdiri dengan perilaku yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih
Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah. Kedudukan selesai dianggap asing kalau penderita beranjak lebih dari satu meter atau tubuh berputar lebih dari 30 derajat
Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya , angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal) kemudian kembali kesemula
Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa kemudian direbahkan hingga kepala bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri kemudian posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan asing akan terjadi nistagmus
Tes Kalori: dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
Elektronistagmografi: Yaitu alat untuk mencatat usang dan cepatnya nistagmus yang timbul
Posturografi: Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual , vestibular dansomatosensorik.
PENATALAKSANAAN VERTIGO
Vertigo posisional Benigna (VPB)
Latihan : latihan posisional sanggup membantu mempercepat remisi pada sebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur , kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali hingga vertigo melemah atau mereda. Biasanya hingga 2 atau 3 kali sehari , tiap hari hingga tidak didapatkan lagi respon vertigo.
Obat-obatan : obat anti vertigo ibarat miklisin , betahistin atau fenergen sanggup dipakai sebagai terapi simtomatis sewaktu melaksanakan latihan atau kalau munculeksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa imbas samping obat lebih jelek dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan sanggup mereda sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi kepala sanggup mengurangi gangguan.
Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi sanggup berupa terapi spesifik contohnya pemberian anti biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi indera pendengaran yang terkena dan nigtagmus akan berkurang kalau dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
Penyakit Meniere
Sampai ketika ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan dari terapi medik yang diberi adalah:
Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo sanggup dilakukan upaya : tirah baring , obat untuk sedasi , anti muntah dan anti vertigo. Pemberian klarifikasi bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan akan mereda sanggup lebih menciptakan penderita hening atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
Mengusahakan supaya serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali , beberapa jago ada yang menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan imbas aksesori yang baik.
Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi , tidak sanggup diredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak sanggup bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan sanggup dibantu obat supresan vestibular dengan takaran rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. MisalnyaDramamine , prometazin , diazepam , pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan gerak sanggup membantu. Bila perlu beri tongkat supaya rasa percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh dikurangi.
Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi lantaran terdapat ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada penderita ini sanggup diberikan obat anti vertigo.
Stroke (pada kawasan yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang tanda-tanda klinisnya pulih tepat dalam kurun waktu 24 jam
RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan tepat terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan menawarkan terapi atau penanganan yang efektif lantaran kemungkinan kambuh cukup besar , dan kalau kambuh bisa meninggalkan cacat.
Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:
- Berdiri tegak dengan mata dibuka , kemudian dengan mata ditutup
- Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi , fleksi , eksfensi , gerak miring)
- Dari perilaku duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka , kemudian dengan mata tertutup
- Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup
- Berjalan “tandem”
- Jalan menaiki dan menuruni lereng
- Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical
- Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga menfiksasi pada objek yang
Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati.
Tujuannya yaitu untuk:
- Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lamban laun
- Melatih gerakan bola mata , latihan viksasi pandangan mata
- Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
ASKEP VERTIGO APLIKASI NANDA NIC NOC
Untuk selanjutnya pribadi saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Vertigo Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya sanggup dari literature-literatur.
Identitas Klien
Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama , usia , jenis kelamin , pekerjaan , tempat tiinggal , dan lain-lain. Identitas klien disini sanggup menjadi penunjang informasi dalam menawarkan asuhan keperawatan.
Keluhan Utama
Keluhan yang sering dirasakan pasien vertigo yaitu kepala pusing dan berputar-putar.
Riwayat penyakit masa lalu
Riwayat penyakit masa kemudian ibarat infeksi indera pendengaran , labirintitis , tomur otak , hipertensi dan lain-lain.
DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP VERTIGO MENGGUNAKAN 13 DOMAIN NANDA
NUTRISI
DS:
Klien biasanya mengeluh mual dan muntah.
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Aktivitas
DS:
Klien vertigo biasanya mengalami keterbatasan kegiatan lantaran pusing kepala
DO:
Tampak selalu berbaring lantaran kepala pusing.
KENYAMANAN
DS:
Pada pasien vertigo biasanya akan mengalami pusing kepala hingga berputar-putar.
DO:
Klien tampak kesakitan , meringis , dan menghindari nyeri
PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK MENUNJANG DIAGNOSA VERTIGO
Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki ibarat tandem , lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang yang normal bisa berdiri dengan perilaku yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih
Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah. Kedudukan selesai dianggap asing kalau penderita beranjak lebih dari satu meter atau tubuh berputar lebih dari 30 derajat
Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya , angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal) kemudian kembali kesemula
Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa kemudian direbahkan hingga kepala bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri kemudian posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan asing akan terjadi nistagmus
Tes Kalori: dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
Elektronistagmografi: Yaitu alat untuk mencatat usang dan cepatnya nistagmus yang timbul
Posturografi: Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual , vestibular dansomatosensorik.
DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN VERTIGO
Nyeri akut bekerjasama dengan biro injuri biologi
Mual bekerjasama dengan nyeri kepala
Hambatan mobilitas fisik bekerjasama dengan gangguan kognitis
Risiko jatuh
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO
Nyeri akut bekerjasama dengan biro injuri biologi
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan pasien akan:
Memperlihatkan pengendaian nyeri , yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Mengenali awitan nyeri | |||||
Menggunakan tindakan pencegahan | |||||
Melaporkan nyeri sanggup dikendaikan |
Menunjukan tingkat nyeri , yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada
Indicator | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Ekspresi nyeri pada wajah | |||||
Gelisah atau ketegangan otot | |||||
Durasi episode nyeri | |||||
Merintih dan menangis | |||||
gelisah |
memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala 0-10)
melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
mengenali factor penyebab dan memakai tindakan untuk memodifikasi factor tersebut
melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
melaporkan contoh tidur yang baik
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian
- Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian
- Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.
- Gunakan skema alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan kemungkinan imbas sampingnya
- Kaji dampak agama , budaya dan kepercayaan , dan lingkungan terhadap nyeri dan respon pasien
- Dalam mengkaji nyeri pasien , gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan pasien
Manajemen nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif mencakup lokasi , karakteristik , awitan dan durasi , frekuensi , kualitas , intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasinya
- Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan , khususnya pada mereka yang tidak bisa berkomunikasi efektif
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
- Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum , frekuensi , frekuensi pemberian , kemungkinan imbas samping , kemungkinan interaksi obat , kewaspadaan khusus ketika mengkonsumsi obat tersebut dan nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.
- Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat kalau peredaan nyeri tidak sanggup dicapai
- Informasikan kepada pasien perihal mekanisme yang sanggup meningkatkan nyeri dan tawarkan seni administrasi koping yang ditawarkan
- Perbaiki kesalahan persepsi perihal analgesic narkotik atau oploid (resiko ketergantungan atau overdosis)
Manajemen nyeri:
- Berikan informasi perihal nyeri , ibarat penyebab nyeri , berapa usang akan berlangsung , dan antisipasi ketidaknyamanan jawaban prosedur
- Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi , distraksi , terapi)
Aktivitas kolaboratif
- Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang bersiklus (missal , setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA
Manajemen nyeri:
- Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat
- Laporkan kepada dokter kalau tindakan tidak berhasil atau kalau keluhan ketika ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu
Perawatan dirumah
- Intervensi di atas sanggup diubahsuaikan untuk perawatan dirumah
- Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diharapkan dalam pemberian obat
Untuk lansia
- Perhatikan bahwa lansia mengalami peningkatan sensitivitas terhadap imbas analgesic opiate , dengan imbas puncak yang lebih tinggi dan durasi peredaan nyeri yang lebih lama
- Perhatikan kemungkinan interaksi obat-obat dan obat penyakit pada lansia , lantaran lansia sering mengalami penyakit multiple dan mengonsumsi banyak obat
- Kenali bahwa nyeri bukan kepingan dari proses norma penuaan
- Pertimbangkan untuk menurunkan takaran opioid dari takaran biasanya untuk lansia , lantaran lansia lebih sensitive terhadap opioid
- Hindari penggunaan meperidin (demerol) dan propoksifen (darvon) atau obat lain yang dimetabolisme diginjal
- Hindari penggunaan obat dengan waktu paruh yang panjang lantaran yang meningkatkan kemungkinan toksisitas jawaban akumulasi obat
- Ketika mendiskusikan nyeri , pastikan pasien sanggup mendengar bunyi saudara dan sanggup melihat goresan pena yang ada diskala nyeri
- Ketika menawarkan penyuluhan mengenai medikasi , ulangi informasi sesering mungkin , tinggalkan informasi tertulis untuk pasien
- Kaji interaksi obat termasuk obat bebas
Mual bekerjasama dengan nyeri kepala
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:
- Mual akan berkurang yang dibuktikan oleh Selera makan , Tingkat kenyamanan , Hidrasi , Pengendalian mual-muntah , Mual dan muntah: imbas gangguan , Keparahan mual dan muntah , Status nutrisi yang adekuat
- Memperlihatkan imbas gangguan mual dan muntah yang sanggup diterima , yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak mengalami
Indikator | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Penurunan asupan cairan | |||||
Penurunan asupan makanan | |||||
Penurunan haluaran urin | |||||
Gangguan keseimbangan cairan | |||||
Gangguan elektrolit serum | |||||
Gangguan status nutrisi | |||||
Penurunan berat badan |
Memperlihatkan hidrasi , yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 gangguan eksterm
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada gangguan
Indikator | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Peningkatan hematokrit | |||||
Membrane mukosa lembab | |||||
Peningkatan hematokrit | |||||
Rasa haus | |||||
Bola mata cekung dan lembab | |||||
Penurunan tekanan darah | |||||
Nadi cepat dan lemah |
Melaporkan terbebas dari mual
Mengidentifikasi dan melaksanakan tindakan yang sanggup menurunkan mual
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian
- Pantau tanda-tanda subjektif mual pada pasien
- Pantau warna , berat jenis dan jumlah urin
- Kaji penyebab mual
Pemantauan nutrisi (NIC):
- Pantau kecenderungan peningkatan atau penurunan berat badan
- Pantau adanya kulit kering dan pecah-pecah yang disertai depigmentasi
- Pantau turgorkulit kalau diperlukan
- Pantau adanya pembengkakan atau pelunakan , penyusutan dan peningkatan perdarahan pada gusi
- Pantau tingkat energy , malaise , keletihan dan kelemahan
- Pantau asupan kalori dan makanan
Manajemen cairan (NIC):
- Pertahankan keakuratan pencatatan asupan dan haluaran urin
- Pantau TTV kalau perlu
- Pantau masakan dan cairan yang dikonsumsi dan hitung asupan kalori setiap hari , kalau perlu
- Pantau status hidrasi , kalau perlu
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
- Jelaskan penyebab mual
- Apaila memungkinkan , beritahu pasien seberapa usang kemungkinan mua akan terjadi
- Ajarkan pasien menelan untuk secara sadar atau napas dalam untuk menekan reflek muntah
- Ajarkan untuk makan secara perlahan
- Ajarkan untuk membatasi minum 1 jam sebelum , 1 jam setelah , dan selama makan
Aktivitas kolaboratif
- Berikan obat antiemetic sesuai anjuran
- Konsultasikan dengan dokter untuk menawarkan obat pengendali nyeri yang adekuat dan tidak mengakibatkan mua pada pasien
- Manajemen cairan (NIC): berikan terapi IV , sesuai dengan anjuran
Aktivitas lain
- Tinggikan kepingan kepala tempat tidur atau ubah posisi pasien lateral untuk mencegah aspirasi
- Pertahankan kebersihan klien dan tempat tidur ketika terjadi muntah
- Pindahkan segera benda-benda yang menjadikan bau
- Jangan menjadwakan tindakan yang mengakibatkan nyeri atau mual sebelum atau setelah makan
- Berikan perawatan lisan setelah terjadi muntah
- Berikan kain berair yang masbodoh dipergelangan tangan , leher dan dahi pasien
- Tawarkan masakan masbodoh dan masakan lainnya dengan aroma minimal
- Pemantauan nutrisi (NIC): perhatikan perubahan ststus nutrisi yang signifikan dan sesegera lakukan penanganan , kalau perlu
Perawatan dirumah
- Instruksikan kepada klien untuk menghindari bau dari masakan yang disiapkan dirumah
- Semua intervensi diatas sanggup dilakukan untuk perawatan dirumah
Hambatan mobilitas fisik bekerjasama dengan gangguan kognitis
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan pasien akan memperlihatkan mobilitas , yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 gangguan eksterm
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak mengalami gangguan
Indikator | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Keseimbangan | |||||
Koordinasi | |||||
Performa posisi tubuh | |||||
Pergerakan sendi dan otot | |||||
berjalan | |||||
Bergerak dengan mudah |
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian merupakan proses yang kontinu untuk memilih tingkat performa hambatan mobilitas pasien.
Aktivitas keperawatan tingkat 1
- Kaji kebutuhan terhadap pemberian pelayanan kesehatan dirumah dan kebutuhan terhadap peralatan pengobatan yang tahan lama
- Ajarkan pasien perihal dan pantau penggunaan alat bantu mobilitas
- Ajarkan dan bantu pasien dalam proses berpindah
- Rujuk keahli terapi fisik untuk acara latihan
- Berikan penguatan aktual selama aktivitas
- Bantu pasien untuk memakai ganjal kaki antiselip yang mendukung untuk berjalan
Pengaturan posisi (NIC):
- Ajarkan pasien bagaimana memakai postur dan mekanika tubuh yang benar pada ketika melaksanakan aktiivtas
- Pantau ketepatan pemasangan traksi
Aktivitas keperawatan tingkat 2
- Kaji kebutuhan berguru pasien
- Kaji terhadap kehutuhan pemberian layanan kesehatan dari forum kesehatan dirumah dan alat kesehatan yang tahan lama
- Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif atau pasif untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot
- Instruksikan dan dukung pasien untuk memakai trapeze atau pemberat untuk meningkatkan serta mempertahankan kekuatan ekstremitas atas
- Ajarkan tehnik ambulasi dan berpindah yang aman
- Instruksikan pasien untuk menyangga berat badannya
- Instruksikan pasien untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang benar
- Gunakan jago terapi fisik dan okupasi sebagai suatu sumber untuk menyebarkan perencanaan dan mempertahankan atau meningkatkan mobilitas
- Berikan penguatan aktual selama aktivitas
- Awasi seluruh upaya mobilitas dan bantu pasien , kalau perlu
- Gunakan sabuk penyokong ketika menawarkan pemberian ambulasi atau perpindahan
Aktivitas keperawatan tingkat 3 dan 4
- Tentukan tingkat motivasi pasien untuk mempertahankan atau megambalikan mobilitas sendi dan otot
- Gunakan jago terapi fisik dan okupasi sebagai suatu sumber untuk menyebarkan perencanaan dan mempertahankan atau meningkatkan mobilitas
- Dukung pasien dan keluarga untuk memandang keterbatasan dengan realitas
- Berikan penguatan aktual selama aktivitas
- Berikan analgesic sebelum memulai latihan fisik
Penguatan posisi (NIC):
- Pantau pemasangan alat traksi yang benar
- Letakkan matras atau tempat tidur terapeutik dengan benar
- Atur posisi pasien dengan kesejajaran tubuh yang benar
- Letakkan pasien pada posisi terapeutik
- Ubah posisi pasien yang imobilisasi minimal setiap 2 jam , menurut jadwal spesefik
- Letakkan tombol pengubah posisi tempat tidur dan lampu pemanggil dalam jangkauan pasien
- Dukung latihan ROM aktif datau pasif kalau perlu
Perawatan dirumah
- Kaji lingkungan rumah terhadap hambatan dalam mobilitas
- Rujuk untuk mendapat layanan kesehatan dirumah
- Rujuk ke layanan fisioterapi untuk memperoleh latihan kekuatan , keseimbangan dan cara berjalan
- Rujuk kelayanan ke terapi okupasi untuk alat bantu
- Anjurkan untuk berlatih bersama anggota keluarga atau teman
- Ajarkan cara bangun dari tempat tidur secara perlahan
Itulah konsep Askep Vertigo Aplikasi Nanda NIC NOC. Mudah-mudahan sanggup bermanfaat bagi anda.
Sumber:
Doenges , EM , 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domain-nanda/ di edit oleh admin portalperawat.com.
0 Response to "Askep Vertigo Aplikasi Nanda Nic Noc - Ilmu Keperawatan"