Latest News

Askep Retensio Plasenta - Ilmu Keperawatan

A.  Definisi
Retensioplasenta yaitu tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau lebih dari30 menit sesudah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasentadisebabkan oleh gangguan kontraksi uterus.
Retensioplasenta yaitu belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam (IdaBagus Gde Manuaba , 2008)
Pada proses persalinan ,kelahiran placenta kadang mengalami kendala yang sanggup kuat bagi ibubersalin. Dimana terjadi keterlambatan sanggup timbul perdarahan yang merupakansalah satu penyebab selesai hidup ibu pada masa post partum. Apabila sebagianplacenta lepas sebagian lagi belum , terjadi perdarahan lantaran uterus tidak bisaberkontraksi dan beretraksi dengan baik pada batas antara dua potongan itu. Selanjutnyaapabila sebagian besar placenta sudah lahir , tetapi sebagian kecil masihmelekat pada dinding uterus , sanggup timbul perdarahan masa nifas.

Disamping selesai hidup ,perdarahan post partum akhir retensio placenta memperbesar kemungkinanterjadinya abses puerperal lantaran daya tahan penderita yang kurang. Olehkarena itu sebaiknya penanganan kala III pada persalinan mengikuti prosedurtetap yang berlaku.

B.  Epidemiologi
Retensio plasenta terjadi pada 3% kelahiran per vagina. 15 %retensio plasenta yaitu ibu yang pernah mengalami retensi plasenta (AAFP ,2000/2001).

C. Etiologi
Penyebab terjadinya retensio plasentadiantaranya yaitu :
1.    Fungsional
a.    His kurang kuat
b.    Plasentabelum lepas dari dinding uteruskarena :
-       tempatnya       : insersi disudut tuba
-       bentuknya       : plasentamembranacea , plasenta anularis
-       ukurannya       : plasenta yangsangat kecil
c.    Plasentasudah lepas tetapi belum dilahirkan
2.    Patologi – Anatomis
Jika plasenta belum lepas sama sekali , tidakterjadi perdarahan. Jika lepas sebagian terjadi perdarahan dan merupakanindikasi untuk mengeluarkannya.
Faktor yang menghipnotis pelepasan plasenta :
-       Kelainan dari uterus sendiri , yaitu :Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhessiva) ,
-       Kelainan dari plasenta , contohnya : Plasentamelekat bersahabat pada dinding uterus oleh lantaran villi khorialis menembus desiduasampai miometrium – hingga dibawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta)
-       Kesalahan administrasi kala III persalinan ,seperti : manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasandari plasenta sanggup menimbulkan kontraksi yang tidak ritmik , pemberianuterotonik yang tidak sempurna waktunya juga sanggup menimbulkan serviks kontraksi(pembentukan constriction ring) dan menghalangi keluarnya plasenta(inkarserasio plasenta).

D. Faktor Predisposisi
Beberapa predisposisi terjadinya retensio plasenta yaitu :
1.    Grandemultipara
2.    Kehamilan Ganda ,sehingga memerlukan implantasi plasenta yang agak luas.
3.    Kasus inferilitas ,karena lapisan endometriumnya tipis
4.    Plasenta previa , karenadi potongan istmus uterus , pembuluh darah sedikit , sehingga perlu masuk jauhkedalam.
5.    Bekas operasi padauterus.

E.  Patofisiologi
Segera sesudah anak lahir , uterus berhenti kontraksi namun secaraperlahan tetapi progresif uterus mengecil yag disebut retraksi , pada masaretraksi itu lembek namun serabut-serabutnya secara perlahan memendek kembali.Peristiwa retraksi menimbulkan pembuluh-pembuluh darah yang berjalandicelah-celah serabut otot-otot polos rahim terjepit oleh serabut otot rahimitu sendiri. Bila serabut ketuban belum terlepas , plasenta belum terlepasseluruhnya dan bekuan darah dalam rongga rahim sanggup menghalangi proses retraksiyang normal dan menimbulkan banyak darah hilang. 

F.  Klasifikasi
Retensio plasenta terdiri dari beberapajenis , antara lain:
1.    Plasenta Adhesiva
Adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehinggamenyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis. Tipis hingga hilangnyalapisan jaringan ikat Nitabush , sebagian atau seluruhnya sehingga menyulitkanlepasnya plaenta ketika terjadi kontraksi dan retraksi otot uterus.
2.    Plasenta Akreta
Adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagianlapisan miornetrium. Hilangnya lapisan jaringan ikat longgar Nitabush sehinggaplasenta sebagian atau seluruhnya mencapai lapisan desidua basalis. Dengandemikian agak sulit melepaskan diri ketika kontraksi atau retraksi otot uterus ,dapat terjadi tidak diikuti perdarahan lantaran sulitnya plasenta lepas. Plasentamanual sering  tidak lengkap sehingga perlu diikuti dengan kuretase.
3.    Plasenta Inkreta
Adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai /memasuki miornetnum. Implantasi jonjot plasenta hingga mencapai otot uterussehingga , mustahil lepas sendiri. Perlu dilakukan plasenta manual , tetapitidak akan lengkap dan harus diikuti (kuretase tajam dan dalam , histeroktomi).
4.    Plasenta Perkreta
Adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisanotot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus. Jonjot plasenta menembuslapisan otot dan hingga lapisan peritoneum kavum abdominalis. Retensio plasentatidak diikuti perdarahan , plasenta manual sangat sukar , bila dipaksa akanterjadi perdarahan dan sulit dilarang , atau perforasi. Tindakan definitif :hanya histeroktomi.
5.    Plaserita Inkarserata
Adalah tertahannya plasenta di dalam kavum utrri disebabkan olehkontriksi osteuni uteri. Plasenta telah lepas dari implantasinya , tetapitertahan oleh lantaran kontraksi SBR.

Tabel : Gambaran dan dugaan penyebab retensio plasenta

Gejala
Separasi / akreta parsial
Plasenta inkarserata
Plasenta akreta
Konsistensi uterus
Kenyal
Keras
Cukup
Tinggi fundus
Sepusat
2 jari bawah pusat
Sepusat
Bentuk uterus
Diskoid
Agak globuler
Diskoid
Perdarahan 
Sedang-banyak
Sedang
Sedikit/tidak ada
Tali pusat
Terjulur sebagian
Terjulur
Tidak terjulur
Ostium uteri
Terbuka
Konstriksi
Terbuka
Separasi plasenta
Lepas sebagian
Sudah lepas
Melekat seluruhnya
Syok
Sering
Jarang
Jarang sekali

G. Pemeriksaan Diagnostik /penunjang
Untuk memperkuat adanya dugaan retensio plasenta maka dilakukanlahpemeriksaan penunjang yang meliputi :
1.    Hitung darah lengkap: untuk menentukantingkat hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct) , melihat adanya trombositopenia ,serta jumlah leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan abses , leukositbiasanya meningkat.
2.    Menentukan adanya gangguankoagulasi dengan hitung protrombin time (PT) dan activated PartialTromboplastin Time (aPTT) atau yang sederhana dengan Clotting Time (CT) atauBleeding Time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkanoleh faktor lain.

H. Komplikasi
Komplikasi yang sanggup terjadi meliputi : 
  1. Komplikasi yang berafiliasi dengan transfusi darah yang dilakukan
  2. Multiple organ failure yang berafiliasi dengan kolaps sirkulasi dan penurunan perfusi organ.
  3. Sepsis.
  4. Kebutuhan terhadap histerektomi dan hilangnya potensi untuk mempunyai anak selanjutnya.

I.    Penatalaksanaan
1.    Penanganan Umum:
-       Jika placenta terlihat dalam vagina , mintalah ibu untuk mengedan.Jika anda sanggup mencicipi placenta dalam vagina , keluarkan placenta tersebut.
-       Pastikan kandung kemih sudah kosong.
-       Jika placenta belum keluar , berikan oksitoksin 10 unit i.m. Jikabelum dilakukan pada penanganan aktif kala III.
-       Jika uterus berkontraksi , lakukan PTT.
-       Jika PTT belum berhasil cobalah untuk melaksanakan pengeluaranplacenta secara manual.
2.    Penanganan Khusus
o   Retensio placenta denganseparasi parsial :
§  Tentukan jenis retensioyang terjadi.
§  Regangan tali sentra danminta klien untuk mengedan , bila ekspulsi placenta tidak terjadi , coba traksiterkontrol tali pusat.
§  Pasang infus oksitoksin20 unit dalam 500 ml cairan dengan 40 tetes/menit.
§  Bila traksi terkontrolgagal , lakukan manual placenta.
§  Transfusi kalau perlu.
§  Beri antibiotik danatasi komplikasi.
o   Placenta inkaserata :
§  Tentukan diagnosa kerja
§  Siapkan alat dan bahanuntuk menghilangkan konstriksi serviks dan melahirkan plasenta.
§  Siapkan anastesi sertainfus oksitoksin 20 ui dalam 500 ml dengan 40 tetes/menit.
§  Pemantauan tanda vital ,kontraksi uterus , TFU , perdarahan pasca tindakan.
o   Placenta akreta :
§  Tentukan diagnosis
§  Stabilitas pasien
§  Rujuk klien ke RS karenatindakan kasus ini perlu dioperasi.
o   Placenta manual :
§  Kaji ulang indikasi danpersetujuan tindakan.
§  Kaji ulang prinsipperawatan dan pasang infus.
§  Berikan sedativa ,analgetik , dan antibiotik dengan takaran tunggal.
§  Pasang sarung tanganDTT.
§  Jepit tali sentra , tegangkansejajar lantai.
§  Masukan tangan secaraobstetrik menelusuri tali sentra dan tangan lain menahan fundus uteri.
§  Cari insersi pinggirplacenta dengan potongan lateral jari-jari tangan.
§  Buka tangan obstetrikseperti memberi salam dan jari-jari dirapatkan , untuk memilih tempatimplantasi.
§  Gerakan tangan secaraperlahan bergeser kekranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapatdilepaskan.
§  Jika tidak terlepaskemungkinan akreta. Siapkan untuk laparatomi.
§  Pegang plasenta ,keluarkan tangan beserta plasenta secara pelahan.
§  Pindahkan tangan luarkesupra simphisis untuk menahan uterus ketika placenta dikeluarkan , dan periksaplacenta.
§  Berikan oksitoksin 10 iudalam 500 ml cairan dengan 60 tts/menit.
§  Periksa dan perbaikirobekan jalan lahir.
§  Pantau tanda vital dankontrol kontraksi uterus dan TFU.
§  Teruskan infus dantransfusi kalau perlu.

Penanganan Retensio Plasenta
1.    Resusitasi , pemberianoksigen 100%. Pemasangan IV – line dengan kateter yang berdiameter besar sertapemberian cairan kristaloid (sodium klorida isotonic atau larutan ringer laktatyang hangat , apabila memungkinkan). Monitor jantung , nadi , tekanan darah dansaturasi oksigen.  Tranfusi darah apabila diharapkan yangdikonfirmasi dengan hasil investigasi darah.
2.    Drips Oksitosin (oxytocin drips ) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer laktat atau NaCl 0 ,9% (normal saline ) hingga uterus berkontraksi.
3.    Plasenta coba dilahirkandengan Brandt Andrews , kalau berhasil lanjutkan dengan drips oksitosin untukmempertahankan uterus.
4.    Jika plasenta tidaklepas dicoba dengan tindakan manual plasenta. Indikasi manual plasenta adalahperdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc , retensio plasentasetelah 30 menit anak lahir , sesudah persalinan buatan yang sulit sepertiforsep tinggi , versi ekstraksi , perforasi dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalanlahir , tali sentra putus.
5.    Jika tindakan manualplasenta tidak memungkinkan , jaringan sanggup dikeluarkan dengan tang ( cunam )abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasentadilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati– hati lantaran dinding rahim relative tipis dibandingkan dengan kuretase padaabortus.
6.    Setelah selesai tindakanpengeluaran sisa plasenta , dilanjutkan dengan derma obat uterotonika melaluisuntikan atau per oral
7.    Pemberian antibiotikaapabila ada tanda – tanda abses dan untuk pencegahan abses sekunder.

J.   Konsep Dasar AsuhanKeperawatan
1.    Pengkajian
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan pada ibudengan retensio placenta yaitu sebagai berikut :
Identitas klien
Data biologis/fisiologis meliputi; keluhan utama , riwayatkesehatan masa kemudian , riwayat penyakit keluarga , riwayat obstetrik (GPA ,riwayat kehamilan , persalinan , dan nifas) , dan referensi aktivitas sehari-harisebagai berikut :
a.    Sirkulasi :
-       Perubahan tekanan darah dan nadi (mungkintidak tejadi sampaikehilangan darah bermakna)
-       Pelambatan pengisian kapiler
-       Pucat , kulit dingin/lembab
-       Perdarahan vena gelap dari uterus ada secara eksternal (placentaatertahan)
-       Dapat mengalami perdarahan vagina berlebihan
-       Haemoragi berat atau tanda-tanda syock diluar proporsi jumlahkehilangan darah.
b.    Eliminasi : Kesulitanberkemih sanggup menerangkan haematoma dari porsi atas vagina
c.    Nyeri/Ketidaknyamanan : Sensasinyeri terbakar/robekan (laserasi) , nyeri tekan abdominal (fragmen placentatertahan) dan nyeri uterus lateral.
d.    Keamanan : Laserasijalan lahir: darah memang jelas sedikit menetap (mungkin tersembunyi) denganuterus keras , uterus berkontraksi baik; robekan terlihat pada labiamayora/labia minora , dari muara vagina ke perineum; robekan luas dariepisiotomie , ekstensi episiotomi kedalam kubah vagina , atau robekan padaserviks.
e.    Seksualitas :
-       Uterus kuat; kontraksi baik atau kontraksi parsial , dan agakmenonjol (fragmen placenta yang tertahan)
-       Kehamilan gres sanggup menghipnotis overdistensi uterus (gestasimultipel , polihidramnion , makrosomia) , abrupsio placenta , placenta previa.
-       Pemeriksaan fisik meliputi; keadaan umum , tanda vital , pemeriksaanobstetrik (inspeksi , palpasi , perkusi , dan auskultasi).
-       Pemeriksaan laboratorium. (Hb 10 gr%)
2.    Diagnosa Keperawatanyang mungkin muncul
a.    Defisit volume cairantubuh berafiliasi dengan kehilangan melalui vaskuler yang berlebihan
b.    Resiko tinggi terjadiInfeksi berafiliasi dengan stress berat jaringan
c.    Nyeri berafiliasi dengantrauma atau distensi jaringan
d.    Perubahan perfusijaringan berafiliasi dengan hipovalemia
e.    Ansietas berhubungandengan bahaya perubahan pada status kesehatan
f.     Kurang Pengetahuanberhubungan dengan kurangnya informasi yang diperoleh

3.    Rencana TindakanKeperawatan
Lihat di Diagnosa Nanda


DAFTAR PUSTAKA


Doengoes , Marilynn. 2001.Rencana PerawatanMaternal/Bayi.Jakarta : EGC
Harry , Oxorn. 1990. Ilmu Kebidanan Patofisiologidan Persalinan , Edisi Human Labor and Birth : YayasanEssentia Medica
Jones. 2001. Dasar-dasar Obstetri& Ginekologi. Jakarta : Hipokrates.
Mary Hamilton. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC
Mitayani. 2009. Asuhan KeperawatanMaternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Muliyati , 2005. Buku Panduan Kuliah Keperawatan Maternitas. Makassar
Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan PraktisPelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.  Jakarta :YayasanBina Pustaka


Silahkan submit email anda untuk mendapat update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan:

0 Response to "Askep Retensio Plasenta - Ilmu Keperawatan"

Total Pageviews