Latest News

Sistem Reproduksi Perempuan Interna - Ilmu Keperawatan

Organ-organ sistem reproduksi wanita interna yakni sebagai berikut:

Sistem Reproduksi Wanita Interna

Ovarium

Ovarium pada umumnya mempunyai panjang 3 hingga 5 cm , lebar 2 hingga 3 cm , dan tebal 1 cm. Berbentuk mirip kacang kenari.

Letak ovarium asing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis posterior dalam sebuah ceruk dangkal , yaitu fosa ovarian , dan ditahan dalam posisi tersebut oleh mesentrium pelvis (lipatan peritonium antara peritonium viseral dan peritonium parietal). Ovarium yakni organ dalam rongga pelvis yang retroperitoneal (terletak di belakang peritonium).


Ovarium dilapisi epitelium germinal (permukaan). Jaringan ikat ovarium disebut stroma dan tersusun dari korteks pada kepingan luar dan medula pada kepingan dalam.
  • Medula ovarium yakni area terdalam. Medula mengandung pembuluh darah dan limfatik , serabut syaraf , sel-sel otot polos , dan sel-sel jaringan ikat.
  • Korteks yakni lapisan stroma luar yang rapat. Korteks mengandung folikel ovarian , yaitu unit fungsional pada ovarium.

Oogenesis-perkembangan folikel ovarian

Oogenesis prenatal. Oogonium berproliferasi selama kehidupan janin dan merupakan asal dari 6 hingga 7 juta oositprimer.
  • Setiap oosit primer diselubungi oleh lapisan tunggal sel-sel folikular yang disebut foliker primordial.
  • Oosit primer akan tetap berada pada tahap profase I meiosis selama kehidupan janin dan sesudah lahir hingga pubertas.
  • Jumlah folikel primordial sanggup berkurang seiring usia sebab atresia (regresi dan degenerasi folikel).

Oogenesis postnatal
  • Saat lahir , jumlah folikel primordial dalam ovarium berkurang menjadi 2 juta.
  • Pada usia 7 tahun , 300.000oosit primer bertahan; dikala pubertas , 50.000 hingga 100.000 folikel bisa bertahan untuk menyediakan oosit pada ovulasi mendatang.
  • Kebalikan dengan pria , yang terus menerus memproduksi spermatogonia dan spermatosit primer , perempuan dilahirkan dengan semua oosit primer yang pernah mereka miliki. Dari kumpulan oosit yang sudah berkurang , hanya 350 hingga 400 (satu setiap bulan) akan matur dan akan terovulasi selama tahun-tahun reproduksi.

Oogenesis postpubertal

Saat pubertas , dibawah efek gonadotropin hipofisis dan GnRH hipotalamik , siklus perkembangan folikel primordial dimulai. Setiap bulan ,sejumlah folikel primer terbentuk dari beberapa folikel primordial dan salah satu diantaranya akan mengalami maturasi dan ovulasi.

Folikel primer
  • Oosit primer distimulasi untuk membesar. Sel-sel folikular di sekitarnya akan membelah diri untuk membentuk lapisan ganda sel-sel granulosa.
  • Lapisan zona pellucida bening  non-selular terbentuk antara oosit dan sel-sel granulosa. Sel-sel stroma di sekitar folikel primer membentuk dua lapisan; teka internal , tersusun dari sel-sel sekretori yang mensekresi estrogen , dan teka eksterna , lapisan jaringan ikat terluar.
  • Ruang-ruang akan terbentuk antar sel-sel granulosa yang kemudian dpenuhi cairan folikular. Kemudian , ruang-ruang tersebut akan bergabung untuk membentuk sebuah antrum , atau rongga , dalam folikel.

Folikel sekunder
  • Folikel yang sedang tumbuh dengan sebuah antrum didalamnya disebut folikel sekunder.  Ada sekitar 20 hingga 50 folikel yang mencapai tahap antral , tetapi hanya satu yang akan matur untuk ovulasi.
  • Cumulus oophorus yakni tumpukan sel-sel granulosa yang menyelubungi dan menunjang oosit dalam folikel sekunder. Korona radiata dibuat oleh sel-sel granulosa yang mengelilingi oosit.
  • Oosit primer terdorong ke salah satu rongga antral jawaban akumulasi cairan antral dan masuk ke dalam rongga.


Folikel matur (graafian)
  • Folikel utama yang akan berovulasi memerlukan waktu 10 hingga 14 hari untuk terbentuk.
  • Folikel bermigasi ke permukaan ovarium untuk membentuk tonjolan (stigma) sebelum ruptur (berovulasi) melalui jaringan ovarian.
  • Sebelum ovulasi , oosit primer dalam folikel matang menuntaskan pembelahan meiosis pertamanya. Pembagian sitoplasma tidak sama: oosit sekunder mendapatkan setengah jumlah kromosom dan hampir semua sitoplasma , dan satu tubuh polar kecil yang secara perlahan akan berdisintegrasi , mendapatkan setengah jumlah kromosom sisanya.
  • Oosit sekunder kemudian mengalami metafase pembelahan meiosis kedua dan berhenti. Jika oosit dibuahi sesudah ovulasi , pembelahan meiosis akan berlanjut.

Ovulasi
  • Oosit membebaskan diri dari sel-sel yang menyelubunginya dan mengambang bebas dalam antrum yang diselubungi korona radiata.
  • Oosit terdorong keluar dari permukaan ovarium disertai dengan sebagian cairan folikular dan korona radiata yang menempel padanya.
  • Jika oosit tidak dibuahi , oosit akan berdisintegrasi dalam beberapa hari.

Korpus luteum (badan kuning) terbentuk dalam ovarium pada folikel yang kosong.
  • Dinding folikel kosong runtuh; sel granulosanya mengalami perubahan struktural dan biokimia sehingga menjadi sel lutein.
  • Sel lutein korpus luteum memproduksi estrogen dan progesteron yang akan mencapai puncak acara pada 5 hingga 7 hari sesudah ovulasi. Korpus luteum akan beregresi dan berdeteriorasi pada hari ke-15 sesudah ovulasi , kecuali fertilisasi terjadi.

Korpus alibikans (jaringan  perut putih) terbentuk sesudah jaringan ikat menginvasi korpus luteum yang terdisintegrasi.

Dua tuba uterin (tuba fallopii atau oviduk)

Dua tuba ini bertugas menerima dan mentraspor oosit ke uterus sesudah ovulasi.

Setiap tuba uterin , dengan panjang 10 cm dan diameter 0 ,7 cm , ditopang oleh ligamen besar uterus. Salah satu ujungnya menempel pada uterus dan ujung lainnya membuka ke dalam rongga pelvis.
  • Infundibulum yakni ujung terbuka mirip corong (ostium) pada tuba uterin. Bagian ini mempunyai prosesus motil mirip jaringan (fimbria) yang merentang di atas permukaan ovarium untuk membantu menyapu oosit terovulasi ke dalam tuba.
  • Ampula yakni kepingan tengah tuba.
  • Ismun yakni segmen terdekat dari uterus.

Dinding tuba uterin terdiri dari serabut otot polos , jaringan ikat , dan sebuah lapisan epitel bersilia yang sirkular tersusun secara longitudinal. Oosit bergerak disepanjang tuba menuju uterus sebab getaran silia dan kontraksi peristaltik otot polos. Oosit memerlukan waktu 4 hingga 5 hari untuk ke uterus. Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 kepingan atas tuba fallopii.

Uterus

Uterus adalah organ tunggal muskular dan berongga. Oosit yang telah dibuahi akan tertanam ke dalam lapisan endometrium uterus dan dipenuhi kebutuhan nutrisinya  untuk tumbuh dan berkembang hingga lahir.

Uterus terbentuk mirip buah pir terbalik dan dalam keadaan tidak hamil mempunyai panjang 7 cm , lebar 5 cm , dan diameter 2 ,3 cm (3 inci x 2 inci x 1 inci). Organ ini terletak dalam rongga pelvis diantara rektum dan kantong kemih. Umumnya , uterus terfleksi kedepan (terantefleksi) dan teranteversi sehingga letaknya hampir horisontal diatas kandung kemih. Pada beberapa perempuan , uterus secara normal sanggup teretrofleksi dan teretroversi sehingga menindih rektum.

Uterus intinya ditopang oleh lipatan peritoneal , ligamen besar yang melekatkan uterus pada dinding pelvis. Ligamen lingkaran merentang dari sudut lateral uterus , melewati susukan inguinal menuju labia mayora. Uterus juga diikat oleh ligamen kardinal dan uterosakral.

Dinding uterus terdiri dari kepingan terluar serosa (perimetrum); kepingan tengah meometrium (lapisan otot polos); dan kepingan terdalam lapisan endometrium. Endometrium mengalami perubahan siklus selama menstruasi dan membentuk lokasi implantasi untuk ovum yang dibuahi. Endometrium tersusun dari dua lapisan.
  • Lapisan superfisial (stratum fungsionalis) endometrium berukuran lebih tebal. Lapisan ini mengandung kelenjar yang merespons hormon steroid , dan biasanya hampir secara keseluruhan runtuh dikala menstruasi.
  • Lapisan basal (stratum basalis) tidak berubah selama siklus berlangsung.

Fundus uterus yakni kepingan lingkaran yang letaknya superior terhadap verbal tuba uterin. Badan uterus yakni kepingan luas berdindng tebal yang membungkus rongga uterus. Serviks yakni kepingan leher bawah uterus yang terkonstriksi. Os eksternal yakni verbal serviks ke dalam vagina; os internal yakni verbal uterus dalam rongga uterus , susukan endoservikal melapisi jalur diantara dua mulut.

Portio vaginalis yakni kepingan serviks yang menonjol ke dalam ujung kepingan atas vagina. Resesus sirkular yang terbentuk pada area pertemuan yakni forniks anterior , posterior , lateral (forniks singular).

Suplaui darah uterus diperdarahi oleh arteri-arteri uterus (berasal dari arteri iliaka interna) dan bercabang menjadi arteri ovarian dan vagina.

Dalam dinding uterus , arteri menjadi arteri arkuata , kemudian bercabang menembus miometrium sebagai arteri radial. Perpanjangan dari arteri radial kedalam endometrium disebut arteriol spiral (terpilin). Suplai darah ke endometrium signifikan dengan proses menstruasi.

Darah kembali ke uterus melalui vena uterus yang paralel dengan jalur arteri.

Vagina

Vagina adalah tuba fibromuskular yang sanggup berdistensi. Organ ini merupkan jalan lahir bayi dan fatwa menstrual , fungsinya yakni sebagai organ kopulasi perempuan.

Ukuran dan lokasi. Vagina panjangnya sekitar 8 cm hingga 10 cm. Organ ini menghadap uterus pada sudut sekitar 45 derajat dari vestibula genitalia eksternal dan terletak antara kandung kemih dan uretra disisi anterior dan rektum disisi posterior.

Dinding vagina tersusun dari atventisia terluar , satu lapisan otot polos , dan epitelium skuamosa bertingkat nonkeratinisasi yang dikenal sebagai lapisan vaginal. Sel-sel pada lapisan vaginal mempunyai reseptor yang terikat pada membran untuk estrogen.
  • Sebelum pubertas dan sesudah menopause , bila konsentrasi estrogen darah rendah , lapisan vagina menjadi tipis dan hampir seluruhnya terdiri dari sel-sel basal.
  • Selama tahun-tahun reproduktif dan sebab efek estrogen , lapisan vaginal menjadi tebal dan terdiri dari 40 lapisan sel basal , sel intermediate , dan sel superfisial.

Cairan dan haluaran vaginal. Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari kapilar pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan vaginal begantung pada kadar estrogen.
  • Saat masa reproduktif , haluaran vaginal bersifat asam (pH3 ,5 hingga 4 ,0). Karena stimulasi estrogen , sel-sel mukosa menyimpan glikogen yang akan di metabolis menjadi asam laktat oleh basil normal vaginal.
  • Sebelum pubertas dan sesudah menopause , sedikit stimulasi estrogen mengakibatkan sedikit akumulasi glikogen dalam sel-sel mukosa dan pH-nya menjadi basa.
  • Haluaran yang asam dan epitelium yang tebal melindungi vagina dari benjol basil berbahaya. Jika kadar estrogen rendah , mirip pada anak perempuan prapubertas dan perempuan menopause , vagina lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi juga sering terjadi pada perempuan di masa reproduktif bila basil normal vaginal diganggu atau dihancurkan oleh alat kontrasepsi kimia atau antibiotik.

Baca juga system reproduksi perempuan eksterna

Silahkan submit email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan:

0 Response to "Sistem Reproduksi Perempuan Interna - Ilmu Keperawatan"

Total Pageviews