Latest News

Askep Plasenta Previa - Ilmu Keperawatan

A.  Definisi
Plasenta previa yaitu plasenta dengan implantasi di sekitarsegmen bawah rahim , sehingga sanggup menutupi sebagian atau seluruh osteum uteriinternum. (Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba , SpOG , 1998 hal 253).
Plasenta Previa yaitu Plasenta yang letaknya aneh , yaitu padasegmen bawah uterus sehingga sanggup menutupi sebagian atau seluruh pembukaanjalan lahir. (Wiknjosostro , 2005)

B.  Epidemiologi
Menurut Brenner dkk (1978) menemukan dalam paruh terakhirkehamilan , bencana plasenta previa sebesar 8 ,6 % atau 1 dari 167 kehamilan , 20% diantaranya merupakan
plasenta previa totalis (Williams ,847).
Di RS. DR Cipto Mangunkusumo antara tahun 1971-1975 , terjadi 37kasus plasenta previa diantara 4781 persalinan yang terdaftar atau kira-kira 1diantara 125 persalinan terdaftar (Ilmu Kebidanan , 367).
Kejadian plasenta previa yaitu 0 ,4 - 0 ,6 % dari keseluruhanpersalinan (Acuan Nasional , 16).
Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih 35tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yangberumur kurang dari 25 tahun. Pada grandemultipara yang berumur lebih dari 30tahun kira-kira 4 kali lebih sering dari grandemultipara yang berumur kurangdari 25 tahun (Kloosterman 1973).

C. Etiologi
Penyebab niscaya dari plasenta previa belum diketahui hingga saatini. Tetapi berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim alasannya yaitu bekasluka operasi uterus , kehamilan molar , atau tumor yang mengakibatkan implantasiplacenta jadi lebih rendah merupakan sebuah teori ihwal penyebab plasentaprevia.
Memang sanggup dimengerti bahwa apabila pemikiran darah ke plasentatidak cukup menyerupai pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normalsekalipun akan memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau menutupi samasekali pembukaan jalan lahir.Selain itu , kehamilan multiple / lebih dari satuyang memerlukan permukaan yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkinjuga menjadi salah satu penyebab terjadinya placenta previa. Dan juga pembuluhdarah yang sebelumnya mengalami perubahan yang mungkin mengurangi suplai darahpada kawasan itu , faktor predisposisi itu untuk implantasi rendah pada kehamilanberikutnya.

D. Klasifikasi
Ada 4 derajat kecacatan plasenta previa yang didasarkan atasterabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentuyaitu :
a.    Plasenta previa totalis ,apabila seluruh pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringanplasenta
b.    Plasenta previaparsialis , apabila sebagian pembukaan (ostium internus servisis) tertutup olehjaringan plasenta
c.    Plasenta previamarginalis , apabila pinggir plasenta berada sempurna pada pinggir pembukaan(ostium internus servisis)
d.    Plasenta letak rendah ,apabila plasenta yang letaknya aneh pada segmen bawah uterus belum sampaimenutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggirpermukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir

E.  Patofisiologi
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejalautama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapatterjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa , perdarahan pertama biasanyatidak banyak , sehingga tidak akan berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampirselalu banyak dari pada sebelumnya , apalagi kalau sebelumnya telah dilakukanpemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20 ahad segmen bawah uterus , pelebaransegmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak sanggup diikuti oleh plasentayang menempel dari dinding uterus. Pada ketika ini dimulai terjadi perdarahandarah berwarna merah segar.
Sumber perdarahan ialah sinus uterus yang terobek karenaterlepasnya plasenta dari dinding uterus perdarahan tidak sanggup dihindarikarena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksimenghentikan perdarahan , tidak sebagai serabut otot uterus untuk menghentikan perdarahankala III dengan plasenta yang letaknya normal makin rendah letak plasenta makindini perdarahan terjadi , oleh alasannya yaitu itu perdarahan padaplasenta previa totalis akanterjadi lebih dini dari pada plasenta letak rendah , yang mungkin gres berdarahsetelah persalinan mulai. (Wiknjosostro , 1999 : 368)

F.  Gejala Klinis
§  Perdarahan tanpa nyeri ,usia gestasi > 22 minggu
§  Perdarahan berulang
§  Perdarahan sanggup terjadisetelah miksi atau defekasi , kegiatan fisik , kontraksi Braxton Hicks ataukoitus
§  Perdarahan permulaanjarang begitu berat. Biasanya perdarahan akan berhenti sendiri dan terjadikembali tanpa diduga
§  Warna perdarahan merahsegar
§  Adanya anemia danrenjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
§  His biasanya tidak ada.
§  Rasa tidak tegang saatpalpasi
§  DJJ terdengar
§  Teraba jaringan plasentadalam vagina
§  Penurunan kepala tidakmasuk pintu atas panggul

G. Pemeriksaan Fisik
§  Pemeriksaan luar bagianterbawah janin biasanya belum masuk pintu atas
§  Pintu atas panggul adakelainan letak janin
§  Pemeriksaan inspekulo :Perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.

H. Pemeriksaan Diagnostik /penunjang
  1. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placenta tapi apakahplacenta melapisi cervik tidak biasa diungkapkan
  1. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkanbagian-bagian badan janin.
  1. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnyadi dalam batas normal.
  1. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnyaditunda jikalau memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baiksesudah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula mekanisme susunan ganda (doublesetup procedure). Double setup yaitu investigasi steril pada vagina yangdilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk imbas kelahiransecara cesar.
  1. Isotop Scanning atau lokasi penempatan placenta.
Amniocentesis , Jika 35 – 36 ahad kehamilan tercapai ,panduan ultrasound pada amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru(rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol) yangdijamin. Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jikalau paru-paru fetalsudah mature.

I.    Komplikasi
Pada ibu sanggup terjadi perdarahan hingga syok akhir perdarahan ,anemia alasannya yaitu perdarahan. Plasentitis , dan endometritis pasca persalinan. Padajanin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasinya menyerupai asfiksiaberat.

J.   Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum plasenta previa:
  1. Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri , tidak melaksanakan senggama , menghindari peningkatan tekanan rongga perut (misalnya batuk , mengedan alasannya yaitu sulit buang besar)
  2. Perhatian : Tidak dianjurkan untuk melaksanakan investigasi dalam pada perdarahan antepartum sebelum tersediia persiapan untuk seksio sesarea.
  3. Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati , sanggup memilih sumber perdarahan berasal dari kanalis serviks atau sumber lain (servisitis , polip , keganasan , laserasi atau trauma). Meskipun demikian , adanya kelainan di atas menyingkirkan diagnosa plasenta previa.
  4. Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberi infuse cairan I.V (NaCl 0 ,9 % atau Ringer Laktat).
  5. Lakukan penilaian jumlah perdarahan :
-      Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus , persiapan sseksiosesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan/prematuris.
-      Jika perdarahan sedikit dan berhenti dan fetus hidup tetappreatur , pertimbangkan terapi ekspektatif hingga persalinan atau terjadiperdarahan banyak.
  1. Terapi Ekspektatif
-      Tujuan : biar janin tidak terlahir premature dan upaya diagnosisdilakukan secara non invasive.
-      Syarat terapi ekspektatif :
  1. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
  2. Belum ada tanda inpartu.
  3. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas norma).
  4. Janin masih hidup.
  5. Rawat inap , tirah baring dan berikut antibiotika profilaksis.
  6. Pemeriksaan USG untuk memilih implantasi plasenta , usia kehamilan , profil biofisik , letak , presentasi janin.
  7. Perbaiki anemia dengan santunan sulfas ferosus atau ferosus fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan.
  8. Pastikan tersedianya sarana untuk melaksanakan transfuse.
  9. Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 ahad masih usang , pasien sanggup dirawat  jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau dibutuhkan waktu >2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan segera kembali ke RS jikalau terjadi perdarahan.
  10. Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin untuk mendapat penanganan lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi kehamilan.
  11. Terapi Aktif
Rencanakan terminasi kehamilan jikalau :
  1. Janin matur
  2. Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangii kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali).
  3. Pada perdarahan aktif dan banyak , segera dilakukan terapi aktif tanpa memandang maturitas janin.
  4. Jika terdapat plasenta previa letak rendah dan perdarahan yang terjadi sangat sedikit , persalinan pervaginan masih mungkin. Jika tidak , lahirkan dengan seksio sesarea.
  5. Jika persalinan dengan seksio sesarea dan terjadi perdarahan dari tempat plasenta
  6. Jahit tempat perdarahan dengan benang.
  7. Pasang infuse oksitosin 10 unit 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 60 tetes permenit , penanganan yang sesuai . Hal tersebut mencakup ligasi arteri atau histerektomi. Jika perdarahan terjadi pascapersalinan , segera lakukan.
Dengan kata lain , penatalaksanaan pada kasusplasenta previa terbagi menjadi dua potongan yakni:
a.      Penatalaksanaan Konservatif , bila:
-      Kehamilan kurang dari 37 minggu
-      Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hbdalam batas normal)
-      Tempat tinggal pasien akrab dengan rumahsakit (menempu perjalanan tidak lebih dari 15 menit)
b.   PerawatanKonservatif sanggup berupa:
-      Istirahat.
-      Memberikan hematilik dan spasmolitik untukmengatasi anemia.
-      Memberikan anti biotik bila ada indikasi.
-      Pemeriksaan USG , Hb , dan hematokrit.
-      Bila selama tiga hari tidak terjadiperdarahan setelah melaksanakan pengawasan konserpatif maka lakukan mobilisasibertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbulperdarahan segera bawa ke rumah sakit dan dilarang melaksanakan senggama.
c.   PenangananAktif , bila:
-      Perdarahan banyak tanpa memandang usiakehamilan.
-      Umur kehamilan 37 ahad atau lebih.
-      Anak mati.
  1. Penanganan Aktif sanggup berupa:
-      Persalinan per vaginam
-      Persalinan per abdominal
  1. Penderita disiapkan untuk investigasi dalam di atas meja operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila investigasi dalam didapatkan:
-       Plasenta previa marginalis.
-       Plasenta previa letak rendah.
f.    Plasentalateralis atau marginalis dimana janin mati dan servik sudah matang , kepalasudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan dan hanya sedikitperdarahan maka lakukan amniotomi dan drips oksitosin pada partus per vaginambila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadiperdarahan banyak , lakukan sectio caesarea.

K.  Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.    Pengkajian
Pengkajian fisik menawarkan data yang sangat bernilai sebagaidasar asuhan keperawatan. Pemeriksaan tersebut mencakup inspeksi , auskultasidan palpasi. Pemeriksaan fisik mungkin akan dilakukan oleh salah satu orangatau lebih dan harus diubahsuaikan kemajuan persalinan. Hal tersebut meliputievaluasi , tanda-tanda vital , kontraksi , pemeriksaan.
Pengkajian dilakukan meliputi:
-       Data dasar
-       Identifikasi klien
-       Riwayat kehamilan dan persalinan kemudian klien tidak pernah mengalamioperasi seksio
-       Keluhan utama: keluhan nyeri alasannya yaitu masa pembedahan , peningkatankebutuhan istirahat , tidur dan penyembuhan
-       Riwayat persalinan: kegagalan untuk melanjutkan persalinan ,presentase bokong dan letak lintang
-       Riwayat psikologis: tingkat kesehatan , besar hati , respon keluargaterhadap kelahiran (Doenges)
-       Pemeriksaan fisik
-       Tanda-tanda vital , aksara lochea , fundus uteri , payudara ,abdomen (keadaan luka insisi) , kandung kencing , kebersihan diri dan genital
-       Sirkulasi
Perdarahan vagina tanpa nyeri (jumlah tergantung pada apaka previa marginal ,parsial ,atau total): Prdarahan besar sanggup terjadi selama persalinan.
-       Seksualitas
-       Tinggi fundus 28 cm atau lebih.
-       Djj dalam batas yang normal (DBN)
-       Janin mungkin melintang atau tidak turun.
-       Uterus lunak.
-       Pemeriksaan penunjang
-       Test laboratorium : Jumlah darah lengkap terutama hemoglobin danhematokrit
-       HDL ; sanggup memperlihatkan peningkatan sel darah putih (SDP) ,penurunan Hb dan Ht.
-       USG ; Menetukan letak plasenta
-       Pelvimetri rontgen
2.    Diagnosa Keperawatanyang mungkin muncul
Diagnosa keperawatan klien yang utama yang berafiliasi denganplasenta previa :
a.    Kekurangan volume cairanberhubungan dengan perdarahan yang hiperbola akhir implantasi placenta yangabnormal , resiko pemisahan dengan dilatasi servik.
b.    Perubahan perpusijaringan utero plasenta berafiliasi dengan Hipovolemia.
c.    PK : Syok Hemoragik

Berdasarkan data pengkajian diagnosa keperawatan klien yang utamayang berafiliasi dengan plasenta previa post seksio yaitu meliputi: (Doenges ,2001)
a.    Nyeri berafiliasi dengantrauma jaringan sekunder terhadap insisi bedah
b.    Kurang pengetahuanmengenai proses bersalin berafiliasi dengan kurang informasi
c.    Ansietas berhubungandengan krisis situasi , bahaya konsep diri dan ancaman/ actual darikesejahteraan maternal dan janin
d.    Resiko infeksiberhubungan pasca pembedahan
3.    Rencana TindakanKeperawatan
Lihat di NANDA



DAFTAR PUSTAKA


Chapman , Vicky. 2006. Asuhan kebidanan: persalinan dan kelahiran ,Jakarta: EGC
Doenges , Marilynn E. 2001. Rencana PerawatanMaternal/Bayi , edisi kedua. Jakarta: EGC
Mansjoer , Arif. 2001.  Kapita Selekta Kedokteran ,edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Manuaba , Ida Bagus Gde (1998) , Ilmu Kebidanan , PenyakitKandungan dan Keluarga Berencana Untuk pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Murah Manoe dkk , 1999. Pedoman Diagnosis Dan TerapiObstetri Dan Ginekologi. Ujung Pandang  : Bagian /SMFobstetri dan ginekologi FK Unhas
Nettina , Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan.Jakarta: EGC
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasanbina pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin , Abdul Bari , dkk. 2001.  Buku AcuanNasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal , Ed.I , Cet 2. Jakarta:Yauasan Bina Pustaka Prawiharjo.


Silahkan submit email anda untuk mendapat update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan:

0 Response to "Askep Plasenta Previa - Ilmu Keperawatan"

Total Pageviews