Nyaris Buta Total, Blogger ini Mampu Meraup Rp. 200 juta per Bulan Mendapatkan penghasilan besar dari dunia blogging ternyata tidak hanya bisa dihasilkan oleh blogger yang mempunyai penglihatan tepat saja. Setidaknya hal ini telah dibuktikan oleh seorang yang mengalami gangguan penglihatan semenjak usia 11 tahun dan harus mengandalkan alat bantu untuk membaca.
Semasa kuliah untuk bisa mengikuti pelajarannya ia mengandalkan santunan teman, memakai santunan buku berhuruf braile, rekaman bunyi dosen yang sedang menerangkan mata kuliah. Tidak hanya itu ia juga kerap menekuni bidang olahraga atletik cabang lari.
baca juga : Eka Lesmana Publisher Sukses dari Indonesia
Dengan kondisi kemampuan penglihatan yang kurang sempurna, Pria kelahiran Palembang 23 Oktober 1987 kemudian mengambarkan bahwa ia masih bisa berprestasi. Bahkan ia bisa menyabet mendali perak lari 100 meter dalam sebuah event kompetisi olahraga tingkat nasional. Tidak hanya itu, Ia juga pernah bekerja di salah satu bank yang ada di Jakarta.
Thoriqu tertarik pada dunia internet semenjak masih di Sekolah Menengan Atas Negeri 66 Jakarta bersama beberapa sobat sesama penyandang tunanetra, ia mulai diperkenalkan dengan luasnya potensi dunia internet. Dengan berbekal bahasa Inggris yang dikuasainya dan mengandalkan alat bantu teknologi screen reading, yaitu sebuah aplikasi komputer yang sanggup membacakan goresan pena pada laman website, Ia pun mempelajari bermacam-macam isu internet secara umum, tips dan trik blogging, hingga internet marketing.
Secara perlahan namun pasti, Pria yang bertempat tinggal di tempat Warung Buncit, Jakarta mulai mengenal seluk beluk internet marketing dan merintis dunia internet dengan mendirikan ‘Kartunet’ dengan kawan-kawannya. Kartunet yakni web perihal penyandang disabilitas dengan semua peluang yang mungkin diraihnya. “Tentang teknologi, sastra, social networking dan lain-lain,” ujar Thoriqu ke salah satu media internet.
Hingga suatu dikala ia memutuskan resign dari tempat bekerjanya selama ini ( bank ) untuk menjadi full time internet marketer. Keputusan ini diambil alasannya yakni mempertimbangkan alasan besar lengan berkuasa yaitu bila ia masih menjadi pegawai maka akan sulit untuk berkembang dan juga ingin menghindari riba.
baca juga : Linda Ikeji Blogger Sukses Modal Blog Gratis
Waktu berlalu dan hasil kerja kerasnya mulai berbuah, dari jadwal periklanan Google Adsense, Affiliate, Cost per Action dan beberapa tipe monetisasi lain yang ia tekuni, ia berhasil menerima pemasukan yang semakin bertumbuh. ”Waktu bulan Juli saya resign dari Bank, saya menerima sekitar US$ 3000 hingga US$ 5000 per bulan,” terangnya.
Kini Thoriqu menjalankan usahanya sehari-hari di rumah yang dikala ini mencapai US$ 15.000 per bulan. Program komputer dengan ‘screen reading’ membantunya melaksanakan agresi di depan layar komputer dengan gesitnya. Ia hanya mengandalkan tangan, telinga dan otaknya memainkan huruf-huruf di layar komputer. Orang yang berpenglihatan normal pun banyak yang kalah arif dengan keahlian komputernya.
Saat ini penglihatannya semakin berkurang (sekitar 95% hilang), ia hanya sanggup mengenali warna benda saja. “Kalau ada orang, ketika bergerak gres saya tahu di depan ada orang,” akunya. Ia pun sekarang mengandalkan tongkat untuk mengenali sekelilingnya atau menerima santunan istrinya bila bepergian.
image : sharia.co.id |
Tekad, Kerja Keras dan Pantang Menyerah
Adalah M Ikhwan Thoriqu yang tercatat sebagai seorang yang mengalami gangguan penglihatan bisa meraup hingga Rp. 200 juta per bulan melalui acara bisnis online yang ia tekuni. Dengan tekad dan kerja keras yang pantang mengalah menjadikannya seorang yang mempunyai banyak prestasi.Semasa kuliah untuk bisa mengikuti pelajarannya ia mengandalkan santunan teman, memakai santunan buku berhuruf braile, rekaman bunyi dosen yang sedang menerangkan mata kuliah. Tidak hanya itu ia juga kerap menekuni bidang olahraga atletik cabang lari.
baca juga : Eka Lesmana Publisher Sukses dari Indonesia
Dengan kondisi kemampuan penglihatan yang kurang sempurna, Pria kelahiran Palembang 23 Oktober 1987 kemudian mengambarkan bahwa ia masih bisa berprestasi. Bahkan ia bisa menyabet mendali perak lari 100 meter dalam sebuah event kompetisi olahraga tingkat nasional. Tidak hanya itu, Ia juga pernah bekerja di salah satu bank yang ada di Jakarta.
Thoriqu tertarik pada dunia internet semenjak masih di Sekolah Menengan Atas Negeri 66 Jakarta bersama beberapa sobat sesama penyandang tunanetra, ia mulai diperkenalkan dengan luasnya potensi dunia internet. Dengan berbekal bahasa Inggris yang dikuasainya dan mengandalkan alat bantu teknologi screen reading, yaitu sebuah aplikasi komputer yang sanggup membacakan goresan pena pada laman website, Ia pun mempelajari bermacam-macam isu internet secara umum, tips dan trik blogging, hingga internet marketing.
Secara perlahan namun pasti, Pria yang bertempat tinggal di tempat Warung Buncit, Jakarta mulai mengenal seluk beluk internet marketing dan merintis dunia internet dengan mendirikan ‘Kartunet’ dengan kawan-kawannya. Kartunet yakni web perihal penyandang disabilitas dengan semua peluang yang mungkin diraihnya. “Tentang teknologi, sastra, social networking dan lain-lain,” ujar Thoriqu ke salah satu media internet.
Memutuskan untuk Full Time di Internet Marketer
Hingga suatu dikala ia memutuskan resign dari tempat bekerjanya selama ini ( bank ) untuk menjadi full time internet marketer. Keputusan ini diambil alasannya yakni mempertimbangkan alasan besar lengan berkuasa yaitu bila ia masih menjadi pegawai maka akan sulit untuk berkembang dan juga ingin menghindari riba.
baca juga : Linda Ikeji Blogger Sukses Modal Blog Gratis
Waktu berlalu dan hasil kerja kerasnya mulai berbuah, dari jadwal periklanan Google Adsense, Affiliate, Cost per Action dan beberapa tipe monetisasi lain yang ia tekuni, ia berhasil menerima pemasukan yang semakin bertumbuh. ”Waktu bulan Juli saya resign dari Bank, saya menerima sekitar US$ 3000 hingga US$ 5000 per bulan,” terangnya.
Kini Thoriqu menjalankan usahanya sehari-hari di rumah yang dikala ini mencapai US$ 15.000 per bulan. Program komputer dengan ‘screen reading’ membantunya melaksanakan agresi di depan layar komputer dengan gesitnya. Ia hanya mengandalkan tangan, telinga dan otaknya memainkan huruf-huruf di layar komputer. Orang yang berpenglihatan normal pun banyak yang kalah arif dengan keahlian komputernya.
Saat ini penglihatannya semakin berkurang (sekitar 95% hilang), ia hanya sanggup mengenali warna benda saja. “Kalau ada orang, ketika bergerak gres saya tahu di depan ada orang,” akunya. Ia pun sekarang mengandalkan tongkat untuk mengenali sekelilingnya atau menerima santunan istrinya bila bepergian.
0 Response to "Nyaris Buta Total, Blogger Ini Bisa Meraup Rp. 200 Juta Per Bulan"