Latest News

Curhatan Seorang Trainer Untuk Guru/Dosen Di Mikrotik Academy Perparation

- Menjadi seorang Guru itu sabarnya luar biasa, apalagi Guru Taman Kanak-kanak (Taman Kanak-kanak). Sampai-sampai seorang Guru disebut sebagai hero tanpa tanda jasa.

Berikut curhatan seorang Trainer Mikrotik Asal Bandar Lampung, yang mungkin sanggup bermanfaat untuk kita yang gres mencar ilmu Mikrotik, dan mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua yang ingin membuka Kelas Mikrotik Academy ditempat mengajarnya (Sekolah SMK/Perguruan Tinggi)



Ditulis pada tanggal 15 Mei 2016, Pukul 09:30 WIB :

Hasil observasi selama marathon Academy Preparation 2 bulan ini :
Maksimal setiap sesi hanya 1/4 penerima yang lolos (kadang kurang). Penyebab utamanya ternyata masih banyak guru TKJ/dosen IT yang lemah atau sudah lupa mendasar networking-nya (OSI layer, TCP/IP, bridging, basic routing, subnetting).

Well, bila memang subnetting saja masih kesulitan tentu untuk lolos menjadi Academy Trainer menjadi hal yang nyaris tidak mungkin kecuali beruntung sekali hitung kancing bajunya atau punya kunci tanggapan soal ujian (entah dari mana).

Pesan aku untuk para guru/dosen yang mau mengikuti MikroTik Academy Preparation :

  1. Review dan pelajari kembali dasar-dasar networking sebelum mengikuti pelatihan. Jangan berharap lolos jadi Academy Trainer hanya dengan mengikuti pelatihan. Mungkin untuk MTCNA masih sanggup lolos 75% (soal ujiannya ternyata banyak di internet). Tapi untuk sertifikasi level advance itu soal lain.
  2. Mulai membiasakan penggunaan MikroTik baik GUI maupun CLI (bisa pakai GNS3). Kalau tidak terbiasa, bahkan sekelas CCIE-pun sulit untuk tembus score 75%.
  3. Bahasa Inggris penting!!! Kalau bahasa Inggris memang tidak sanggup sama sekali lebih baik Anda tidak ikut ujian sertifikasi.
  4. Pada dikala mau mengikuti pelatihan, niatkan untuk menambah ilmu, pengalaman dan teman. Buang ego bahwa anda yang paling pintar, paling tinggi pendidikannya dibandingkan penerima yang lain, bahkan dibandingkan trainernya. Kebetulan beberapa kali aku sanggup pengalaman diremehkan penerima alasannya aku hanya jebolan pesantren dan kuliah lulusan D3 Akuntansi, tanpa gelar S1 apalagi S2 dan S3 IT. Tapi sesudah ujian sertifikasi (dan jadinya tidak memuaskan) barulah mereka sedikit menurunkan ego dan mau mendengarkan apa yang aku sampaikan.
  5. Attitude penting!!! Peserta yang memperhatikan dan melaksanakan tugas-tugas lab dengan serius probabilitas lulus dan lolosnya lebih besar daripada penerima yang tidak fokus (sibuk main gadget, sedikit-sedikit keluar, ngobrol, belum final jam training sudah tanya kapan pulangnya dll). Ini training upgrade pengetahuan dan skill, bukan study tour.
  6. Jangan berhenti mencar ilmu dan ngelab. Setelah jam training normal jangan lupa direview dan dilabkan lagi bahan trainingnya. Lagi-lagi jangan bawa ego alasannya sudah merasa tahu/paham maka tidak perlu mengulang dan melatih kembali. Tahu dengan kompeten itu beda.

Mudah-mudahan bermanfaat.. :)

0 Response to "Curhatan Seorang Trainer Untuk Guru/Dosen Di Mikrotik Academy Perparation"

Total Pageviews