Latest News

Panduan Umum Budidaya Padi

TEKNIS BUDIDAYA PADI Per HA


Budidaya tumbuhan padi mencakup beberapa aktivitas yang sanggup diuraikan sebagai berikut :

I.       Penyiapan Benih
A.    Kebutuhan benih/Ha   = 20 – 30 Kg
B.     Perlakuan Benih
·         Benih direndam dalam larutan POC NASA 1 cc/L selama satu malam
·         Diangkat dan ditiriskan, kemudian diperam selama 2 hari di dalam karung yang dilapisi dengan plastik dan daun pisang.
·         Bila sudah muncul calon akar sepanjang 1-2 cm, benih siap ditebar di lahan persemaian. Jika akar terlalu panjang akan gampang patah dan mengurangi persentase pertumbuhan benih.

II.    Tahapan Budidaya
A.    Pengolahan lahan persemaian
·         Kebutuhan lahan persemaian yaitu 1/40 dari luasan lahan

·        Lahan persemaian dibersihkan dari sisa jerami
·         Lahan persemaian diairi macak-macak
·         Aplikasi pupuk dasar pada lahan persemaian
-          Urea : ZA : SP36 : KCl : Dolomit = 7 : 1 : 2 : 5 : 2
Dengan rincian sebagai berikut :
Urea                = 1,2 Kg
ZA                   = 0,2 Kg
SP36                = 0,4 Kg
KCl                 = 0,8 Kg
Dolomit           = 0,4 Kg
Total               = 3,0 Kg

-          POP SUPERNASA  = 50 gram
(Cara aplikasi diencerkan dengan air dan digemborkan merata pada lahan budidaya.)

·         Luku (bajak) dan Garu
·         Buat bedengan dan pintu air ibarat dengan denah di atas
·         Air ditutup kalau telah cukup
·         Benih sanggup ditebar 3 hari kemudian
·         Kondisi air dipertahankan selama masa penyemaian (17 – 21 hari)
·         Aplikasi pemupukan susulan :
Pada usia 7 dan 14 hari sesudah semai, semprotkan POC NASA (20-40 cc/tangki) + HORMONIK (5 – 10 cc/tangki) + BVR ( 2-3 sendok makan pertangki)

B.     Pengolahan lahan budidaya
·         Perbaiki pematang dan dinding sawah
·         Lahan diairi macak-macak
·         Penebaran pupuk makro dasar sesuai takaran (lihat table)
·         Aplikasi POP SUPERNASA, takaran 10 botol (@ 500 gr) dengan cara diencerkan dengan air secukupnya dan digemborkan (disiramkan) merata di lahan
·         Luku dan garu pertama
·         Didiamkan untuk proses pemasakan lahan minimal 1 ahad (kondisi air dijaga tetap macak-macak dan air jangan dibuang keluar lahan).
·         Luku garu kedua
·         Lahan yang sudah siap tanam disemprot PESTONA 70 – 100 cc pertangki, untuk membantu mencegah serangan hama “keong mas”. (Ulangi 2-3 kali semprot sesudah tanam, interval 5 – 7 hari).
·         Lahan siap ditanami

C.     Mencabut bibit
·         Bibit siap tanam usia 17 – 21 hari
·         Bibit dicabut, diikat dan dibagi sesuai luasan lahan

D.    Penanaman
·         Jarak tanam 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm
·         Satu titik tanam diisi 3 batang bibit

E.     Pemupukan Makro
Pemupukan susulan dilakukan 2 kali (dosis dan interval sesuai tabel)
·         Susulan I               : 21 hst (hari sesudah tanam)
·         Susulan II              : 42 hst

F.      Pemeliharaan
·         Air harus selalu ada., ketinggian air ditambah sesuai kebutuhan tanaman.
·         Pengendalian hama dan penyakit
-          Dilakukan sesuai dengan jenis hama dan penyakit dan tingkat serangan yang terjadi di lapangan. (Jenis hama dan penyakit pada umumnya : wereng, walang sangit, penggerek batang (sundep, beluk), ulat, burung, tikus, jamur, bakteri).
-          Untuk membantu mencegah serangan hama penyakit, semprotkan BVR atau PESTONA. (aplikasi lihat petunjuk pada kemasan).

III. Dosis dan Aplikasi Pemupukan
A.    Formula pupuk makro (Perbandingan berat)
Urea                      : 7 bagian
ZA                         : 1 bagian
SP36                      : 2 bagian
KCl                       : 5 bagian
Dolomit                 : 2 bagian
Total                     : 17 bagian

B.     Kebutuhan pupuk makro per Ha = 600 – 1000 Kg

Contoh perhitungan :
Urea                      = 7/17 x 1000 Kg =  411,8 Kg
ZA                         = 1/17 x 1000 Kg =    58,8 Kg
SP36                      = 2/17 x 1000 Kg =  117,7 Kg
KCl                       = 5/17 x 1000 Kg =  294,0 Kg
Dolomit                 = 2/17 x 1000 Kg =  117,7 Kg
Total Pupuk Makro                         = 1000,0Kg

DOSIS DAN INTERVAL PEMUPUKAN MAKRO
Macam Pupuk
Total
(Kg)
Pupuk Dasar (saat olah tanah)
Susulan I
( 21 hst)
Susulan II
(42 hst)
Keterangan
Urea
411,8
25 %
50 %
25 %
Aplikasi ditebar merata di lahan.
ZA
58,8
25 %
50 %
25 %
SP36
117,7
100 %
------
------
KCl
294
25 %
25 %
50 %
Dolomit
117,7
100 %
------
------


C.     Pemupukan POC NASA, HORMONIK, AERO810
Pemupukan POC NASA (40 – 50 cc/tangki + HORMONIK (10 cc/tangki + Aero810 (5 cc/tangki) dengan cara disemprotkan, dilakukan 3 kali pada usia 15 hst, 30 hst, 45 hst.

CATATAN :
  1. Kebutuhan Pupuk Makro sebaiknya sesuai dengan rekomendasi PPL atau Dinas Pertanian setempat (dosis spesifik lokasi).
  2. Produksi rata-rata yang pernah dicapai 6 - 10 ton/Ha, tetapi produksi sanggup bermacam-macam tergantung faktor atau variabel yang mempengaruhinya, antara lain : genetik tanaman, iklim, air, sejarah dan kondisi lahan atau tanah, sejarah pemupukan, hama dan penyakit tanaman, perawatan oleh petani.
  3. Dengan tambahan  penggunaan produk-produk PT. NATURAL NUSANTARA, produksi meningkat rata-rata dalam kisaran 40 % – 60 % dari produksi sebelumnya.


0 Response to "Panduan Umum Budidaya Padi"

Total Pageviews