Latest News

Cara Budidaya Gladiol

Budidaya Gladiol. Pada kesempatan kali ini akan disajikan wacana bagaimana "cara budidaya gladiol". Gladiol merupakan tumbuhan bunga hias berupa tumbuhan semusim berbentuk herba termasuk dlm famili Iridaceae.

Budidaya Gladiol

1. SEJARAH SINGKAT GLADIOL
Gladiol berasal dari bahasa latin “Gladius” yg berarti pedang kecil, menyerupai bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan & menyebar di Asia semenjak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa & berkembang di Belanda. Tanaman gladiol yg termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, & tanaman ini membentuk pula akar kontraktil yg tumbuh pada ketika pembentukan subang baru. Kelebihan dari bunga potong gladiol ialah kesegarannya sanggup bertahan usang sekitar 5-10 hari & sanggup berbunga sepanjang waktu.

2. JENIS TANAMAN GLADIOL
Klasifikasi tumbuhan gladiol ialah sebagai berikut:
  • Divisi : Tracheophyta
  • Subdivisi : Pteropsida
  • Klas : Angiospermae
  • Subklas : Monocotyledoneae
  • Ordo : Iridales
  • Famili : Iridaceae
  • Genus : Gladiolus
  • Spesies : Gladiolus hybridus
Ragam jenis bunga gladiol ialah :
  • Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang tindih, panjang 90-150 cm.
  • Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi kuat & panjangnya mencapai 90 cm.
  • Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm.
  • Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, & panjang hanya 35 cm.
Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yg telah di uji di Indonesia adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker & lain sebagainya

3. MANFAAT TANAMAN GLADIOL
Gladiol di produksi sebagai bunga potong yg mempunyai nilai ekonomi. & mempunyai nilai estetika. Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan & keperluan ritual lainnya.

4. SENTRA PENANAMAN GLADIOL
Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia utk tempat Jawa Barat terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana (Sukabumi) & Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di tempat Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di tempat Batu (Malang).

5. SYARAT PERTUMBUHAN GLADIOL
5.1. Iklim yang Cocok Untuk Budidaya Gladiol
Gladiol membutuhkan curah hujan rata-rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia gladiol sanggup ditanam sepanjang tahun, baik pada demam isu kemarau maupun demam isu hujan. Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh utk pertumbuhan & perkembangannya. Keadaan kurang optimal akan menimbulkan bunga mengering & floret tdk terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi pada waktu pembentukan daun ke 5, 6, & 7, yg menimbulkan kekeringan tampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica, & Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari. Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10-25 derajat C. Suhu udara rata-rata kurang dari 10 derajat C akan menimbulkan pertumbuhan & perkembangan tumbuhan terhambat, kalau berlangsung usang pertumbuhan tumbuhan sanggup terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol ialah 27 derajat C, kadang kala sanggup mengikuti keadaan hingga suhu udara 40 derajat C, bila kelembaban tanah & tumbuhan relatif tinggi.

5.2. Media Tanam Gladiol
  • Jenis tanah yg cocok utk tumbuhan gladiol ialah andosol & latosol yg subur, gembur & banyak mengandung materi organik.
  • Tanaman bunga gladiol sanggup tumbuh subur diatas tanah yg mempunyai pH 5,5-5,9.
5.3. Ketinggian Tempat Yang Cocok Untuk Gladiol
Tanaman gladiol sanggup tumbuh dgn baik di tempat ketinggian 500-1500 m dpl & beriklim sejuk.[syarat tumbuh gladiol]

6. PEDOMAN BUDIDAYA GLADIOL

6.1. Pembibitan Gladiol
Bibit gladiol sanggup berasal dari pembiakan generatif, vegetatif, & kultur jaringan.Umumnya, pembibitan yg berasal dari vegetatif & kultur jaringan lebih cepat sanggup dipetik hasilnya dari pada pembibitan dgn cara generatif.
  • Persyaratan Benih Gladiol : Bibit dari subang bibit yg baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5 cm, kecuali utk kultivar Golden Boy yg cukup berdiameter 1 cm. Bibit harus dipilih yg sehat, tdk cacat. Bibit vegetatif yg baik yg mempunyai daya kecambah lebih dari 90%. Bibit generatif harus berasal dari induk dgn pertumbuhan baik & cukup umur.
  • Penyiapan Benih Gladiol : Perbanyakan generatif gladiol dgn biji, dipakai utk mendapat kultivar gres bukan utk tujuan bibit produksi. Biji didapat dgn cara penyerbukan buatan dibantu manusia. Perbanyakan vegetatif gladiol dilakukan dgn memakai umbi (anak subang), bibit belah (subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbi & anakan umbi diambil dari tumbuhan yg sudah dipanen. Teknik kultur jaringan merupakan salah satu cara alternatif utk menanggulangi kendala-kendala dlm perbanyakan secara konvensional. Bibit (subang) yg dibutuhkan utk 1 hektar lahan ialah sekitar 213.063 buah. Subang & anak subang yg akan dijadikan bibit tdk sanggup segera tumbuh bila ditanam meskipun pada lingkungan tumbuh yg cocok & optimal, lantaran memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang & anak subang yg telah kering disimpan ditempat yg beraliran udara baik & terhindar dari cahaya matahari langsung. Subang yg telah dipisahkan dari batangnya disimpan selama ± 2 minggu.
  • Teknik Penyemaian Benih Gladiol : Biji gladiol sanggup eksklusif disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akan berkecambah sesudah 7-12 hari. Daun yg tumbuh dari biji hanya berjumlah 1-2 helai. Tanaman tumbuh hingga kira-kira 5 bulan & menghasilkan anak subang yg berdiameter kurang dari 1 cm. Anak subang ini kemudian memasuki masa dormansi.
  • Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Gladiol : Penanaman gladiol dgn bibit anak subang yg gres muncul dari stolon yg menghubungkan subang induk dgn subang baru. Perbanyakan dgn memakai anak subang yg berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kali penanaman utk mencapai ukuran subang yg sanggup menghasilkan bunga. Penanaman pertama dari anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4 bulan hingga panen subang kecil. Subang kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecil sesudah dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masa dormansi terlewati, subang kecil sanggup ditanam kembali. Waktu yg diharapkan utk penanaman kedua kira-kira sama dgn waktu penanaman pertama. Subang dari panenan kedua akan berdiameter 3 cm & merupakan bibit yg siap berbunga. utk rata-rata setiap kultivar gladiol, anak subang yg berdiameter sekitar 1 cm akan menjadi subang bibit yg siap berbunga dlm waktu 16 bulan.
  • Pemindahan Bibit Gladiol : Bibit gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dgn ciri munculnya akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah subang. Pecahnya dormansi juga ditandai dgn munculnya mata tunas. Bila tunas mencapai tinggi 1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman yg terlambat menimbulkan tunas semakin tinggi & akar semakin panjang, sehingga akan terjadi kerusakan akar pada waktu penanaman,

 Cara Budidaya Gladiol

 Pada kesempatan kali ini akan disajikan wacana bagaimana  Cara Budidaya Gladiol
Cara Budidaya Gladiol

6.2. Pengolahan Media Tanam Gladiol
  • Persiapan : Lahan yg akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai dgn pH tanah yg disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan yg akan ditanami.Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernah ditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.
  • Pembukaan Lahan : Lahan yg telah dianalisa, diukur & dibersihkan dari gulma, batu-batuan, serta tumbuhan liar lain, kemudian bajak & dicangkul hingga gembur. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan 2 ahad sebelum tanam.
  • Pembentukan Bedengan : Bila pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan yg dipakai sebaiknya dibentuk beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan biar sanggup diatur mana utk lahan yg akan diolah, ditanami, & dipanen. Pada setiap petakan dibentuk selokan (saluran air), biar drainase baik & tumbuhan sanggup tumbuh dgn subur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar biar tanah tdk kekurangan unsur haranya. Luas arel petakan dibentuk sesuai dgn kebutuhan, Bila kebutuhan pasar sebanyak 1.000 tangkai setiap dua minggu, maka dibutuhkan lahan seluas 600 m 2 . Lahan dibentuk menjadi 7 petak dgn luas setiap petak 72 m 2 .
  • Pengapuran : Pengapuran dilakukan pada tanah yg mempunyai derajat kemasaman tanah (pH) kurang dari 5,5.
  • Pemupukan : Pemberian pupuk dasar dilakukan pada ketika tanam. Pupuk yg diberikan ialah yg mengandung unsur N, K, Ca & P, yg diberikan sesuai takaran yg dianjurkan.
  • Penentuan Pola Tanam Gladiol : Tanaman gladiol sanggup ditanam dgn sistem guludan atau tanpa guludan. Jika pengairan memakai cara leb, maka penanaman sebaiknya dgn guludan biar air irigasi tdk merusak struktur tanah. Beberapa hal yg perlu diketahui dlm cara penanaman ialah tempat & waktu penanaman serta jarak & kedalaman tanaman. Tempat penanaman gladiol harus terkena cahaya matahari langsung. Atap plastik yg tembus cahaya & higienis dipakai utk menghindari kerusakan akhir hujan. Jadwal penanaman diubahsuaikan dgn kebutuhan berkisar antara 60-80 hari, lantaran umur tumbuhan tergantung pada kultivarnya.
  • Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibentuk dgn mencangkul lahan sedalam 10-15 cm, utk subang berdiameter =2,5 cm.
  • Cara Penanaman Gladiol : Subang ditanam sesudah masa dormansi sekitar 3,5 bulan. Cara penanaman dgn guludan, yg diubahsuaikan dgn kedalaman tanam subang gladiol. Bila kedalaman 10-15 cm, maka tinggi guludan dibentuk =15 cm dgn anggapan bahwa lapisan tanah atas lambat laun akan menurun. Bila dilakukan tanpa guludan maka sering kali tumbuhan rebah atau tangkai bunga bengkok yg menimbulkan turunnya kualitas bunga. Kerapatan tumbuhan perlu diperhatikan lantaran menentukan kekekaran tumbuhan & kualitas bunga. Jika jumlah tumbuhan per meter persegi terlalu banyak, maka tumbuhan akan menjadi lemah & panjang. Semakin kecil diameter subang maka kerapatan tanam semakin besar. utk anak subang berdiameter kurang dari 1 cm, biasanya ditanam dlm barisan pada guludan. Jarak tanam utk subang berdiameter =4 cm ialah 20 x 20 cm sedangkan utk lubang yg berdiameter lebih kecil ditanam lebih rapat. dlm menentukan kedalaman tanam yg perlu diperhatikan ialah tekstur tanah & waktu tanam. Pada tekstur tanah yg berat, (tanah liat & berlempung) subang harus ditanam lebih dangkal dari pada tanah yg ringan & berpasir. Pada demam isu kemarau subang ditanami lebih dlm dibanding demam isu penghujan. Suhu tanah akan lebih rendah pada tempat yg lebih dalam. Letak bibit yg dangkal, terutama pada tanah berpasir, akan menimbulkan tumbuhan gampang rebah.
  • Pemberian Ajir : Pemberian ajir pada tumbuhan bunga gladiol dilakukan apabila tumbuhan rebah atau tangkai bunga bengkok yg menimbulkan turunnya kualitas bunga. Hal ini sanggup terjadi bila penanaman bunga dilakukan tanpa memakai guludan.
6.4. Pemeliharaan Tanaman Gladiol
  • Penyiangan : Penyiangan gulma pada pertanaman anak subang penting lantaran gulma sanggup menutupi pertumbuhan anak subang sehingga pertumbuhan terhambat & menyulitkan dlm pemanenan. Penyiangan biasa dilakukan sebelum derma pupuk N (saat berumur sekitar 25 hari sesudah tanam) & dilakukan tiga kali dlm satu siklus tanaman.
  • Pembubunan : Pembubunan dilakukan bersamaan waktunya dgn penyiangan, utk menjaga biar subang gres yg tumbuh tdk terlihat di atas tanah.
  • Pemupukan : Tanaman gladiol memerlukan pemupukan biar tumbuhan tumbuh cepat & berproduksi dgn baik. Jumlah pupuk yg diberikan sangat bervariasi tergantung pada tekstur tanah, keadaan lingkungan, curah hujan, pengairan & kandungan hara di dlm tanah. Pada tanah berpasir, diharapkan pemupukan lebih sering terutama pada demam isu penghujan. Pemupukan dilakukan dua kali (umur 20 hari & 45 hari sesudah penanaman). Dosis pemupukan gladiol 90-135 kg N (diberikan sebagian dlm bentuk nitrat, sebagian lagi amonium), 90-180 kg P (sebagai P2O5) & 110-180 kg K (sebagai K2O) per hektar pada tanah berpasir. Pupuk diberikan tdk sekaligus, pertama ketika tanam, ( pupuk K & P), sesudah tanam membentuk 2-3 helai daun diberikan pupuk N sepertiga dosis. Pemberian pupuk N kedua & ketiga masing-masing dilakukan pada ketika mulai terbentuknya primordia bunga & sesudah panen bunga. Pemupukan terakhir sangat penting guna pembesaran subang & pembentukan anak subang. Pupuk yg dipakai biasanya TSP & Urea, masing-masing sebanyak satu sendok teh utk setiap tanam.
  • Pengairan & penyiraman : Pengairan harus diperhatikan lantaran drainase kuat terhadap tanaman. Penyiraman dilakukan hanya apabila tanah mulai kering (musim kemarau).
  • Waktu Penyemprotan Pestisida : Kerusakan tumbuhan gladiol sanggup disebabkan oleh hama atau penyakit, yg sanggup diatasi dgn pestisida yg tepat. Penanggulangan serangan hama dipakai pestisida padat (Aldikarb), dgn takaran 300 gram/100 m 2 air. Digunakan pestisida cair (Permetrin & deltametrin) takaran 5 cc per 100 m 2 . Pemberantasan penyakit dipakai pestisida Procymidon, takaran 5 gram/100 m 2 , atau Kaptofol, takaran 400 gram/100 liter air. Pemberian pestisida sebaiknya sesudah tumbuhan berumur 50 hari.
7. HAMA & PENYAKIT GLADIOL

7.1. Hama Tanaman Gladiol
  • Thrips gladiol (Taeniothrips simplex / Mor) : Hama ini sering dijumpai disetiap area pertanaman gladiol di seluruh dunia, yg sanggup menimbulkan kerusakan berat (di lapangan). Gejala: bercak-bercak berwarna keperak-perakan pada permukaan daun, merusak jaringan daun/bunga & mengisap cairan yg keluar dari serpihan tumbuhan dgn memakai alat mulutnya. Tanaman yg terjangkit hama ini akan timbul bercak-bercak putih & kesudahannya menjadi coklat & mati. Serangga muda (nimfa) berwarna kuning pucat & lebih suka makan pada serpihan bunga & kuncup. Panjang badan hama dewasa ± 2,5 mm, berbentuk ramping, pipih, berwarna coklat bau tanah atau hitam. Pengendalian: sanggup dilakukan dgn penyiangan gulma atau dengan memakai insektisida yg mengandung dimetoat, endusolfan, formothion, karbaril, merkaptodimetur & metomil.
  • Kutu putih (Pseudococcus sp.) : Gejala: menyerang umbi gladiol ketika penyimpanan, & di lapangan, dgn menusukan alat mulutnya kedalam umbi utk menghisap cairan tanaman, sehingga tunas/akar terhambat pertumbuhannya & gagal panen. Pada serangan berat umbi jadi keriput, kering & mati. Ukuran badan serangga dewasa betina 4 mm & bisa bertelur hingga 200 butir (diletakan berkelompok). Pengendalian: merendam subang dlm larutan insektisida 30-60 menit, yg mengandung materi aktif asefat, nikotin, triazofos, kuinalfos & lainnya.
  • Ulat pemakan daun (Larva Lepidoptera) : Gejala: hama ini menyerang dgn menciptakan lubang-lubang pada permukaan daun & bunga. Bentuk, warna, ukuran larva-larva sebagai minor pest pada tumbuhan gladiol sangat bervariasi, tergantung pada spesiesnya. Panjang ulat famili Lymantriidae mencapai 3,5-4,0 cm. Penanggulangan: menyemprot insektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis.
7.2. Penyakit Gladiol
  • Layu fusarium (Penyakit anyir kering fusarium) : Penyebab: cendawan F. oxysporum var. gladiol atau F. orthoceras var gladiol. Gejala: daun gladiol yg terjangkit menguning, agak memilin. Pada serangan yg lebih lanjut, pertumbuhan tumbuhan kerdil & gampang patah. Pada subang yg terjangkit tampak bercak & dlm keadaan lembab hifa patogen yg berwarna putih menyerupai kapas menutupi permukaan bercak tadi & menjalar kebagian tumbuhan lainnya. Pengendalian: menyimpan subang ditempat tdk lembab serta merendam sebelum ditanam, kedalam larutan suspensi fungisida benlate selama 30 menit.
  • Busuk kering : Penyebab: cendawan Botrytis cinerea atau B. gladiolorum. Gejala: bunga berbintik-bintik, berkembang menjadi bercak-bercak, subang yg terjangkit anyir daun bintik-bintik agak kelabu, kemudian berkembang menjadi bercak-bercak berwarna hitam keabu-abuan. Pengendalian: menganginkan (mengeringkan) subang yg dipanen sebelum disimpan pada tempat yg kering atau dgn menyemprotkan fungisida captan, zineb atau nabam.
  • Busuk keras : Penyebab: Septoria gladioli, Gejala: sama dgn tanda-tanda anyir kering, tetapi berbeda pada badan buah patogennya. Bintik-bintik kecil coklat tampak pada permukaan serpihan bawah/bagian atas daun yg terjangkit patogen. Tanaman/bibit yg terjangkit patogen tersebut umumnya berasal dari anak subang, sedang yg berasal dari subang jarang terserang. Pengendalian: sama menyerupai utk anyir kering.
  • Busuk kubang (Busuk kapang biru) : Penyebab: cendawan Penicillium gladioli yg termasuk patogen lemah. Patogen masuk & menginfeksi subang gladiol bila di serpihan subang terdapat luka yg disebabkan oleh serangga, alat-alat pertanian & sebagainya. Gejala: pada subang yg terjangkit patogen tersebut terdapat lesio berwarna merah kecoklatan yg dlm waktu singkat serpihan tersebut akan ditutupi koloni cendawan berwarna biru & subang membusuk. Pengendalian: menyimpan subang dgn baik, sesudah dikering udarakan dahulu, serta mencegah subang luka.
  • Hawar kuman : Penyebab: Xanthomonas gummisudan. yg berkembang dgn cepat pada keadaan lingkungan yg berair atau drainase kurang baik. Gejala: ada bercak-bercak horizontal cekung berair berwarna hijau bau tanah yg menjelma coklat & berkembang hingga menutupi hampir seluruh permukaan daun hingga daun kering. Patogen ditularkan melalui subang atau percikan air hujan. Pengendalian: menentukan subang yg sehat & merendam subang tanpa kulit selama 2 jam dlm suspensi larutan bakterisida.[hama dan penyakit gladiol]
8. PANEN GLADIOL
  • Budidaya bunga gladiol sanggup diatur sedemikian rupa sehingga panen sanggup dilakukan setiap minggu. Biasanya budidaya tumbuhan gladiol dilakukan menurut pesanan pasar, sehingga panen sanggup terus dilakukan pada waktu yg telah ditentukan.
8.1. Ciri & Umur Panen Gladiol
  • Tanaman gladiol berbunga pada umur 60 - 80 hari sesudah tanam, tergantung pada kultivarnya. Bunga pertama akan mekar sekitar 10 hari sesudah primordia bunga muncul. Bunga sanggup dipetik sesudah warna dari 1 atau 2 floret terbawah telah sanggup dilihat dgn terang tetapi belum mekar. Jika kuncup bunga dibiarkan hingga mekar penuh,kerusakan akan gampang terjadi terutama selama pengemasan & pengangkutan. Bila bunga dipanen terlalu awal, (sebelum floret terbawah menampakan warna bunga), maka akan ada kemungkinan bunga tdk sanggup mekar dgn sempurna.
8.2. Cara Panen Gladiol
  • Pemanenan dilakukan secara hati-hati dgn menyertakan 2-3 daun pada tangkai bunga & menyisakan daun-daun pada tumbuhan sebanyak mungkin minimum 4 daun. Pemotongan tangkai bunga dgn pisau tajam & higienis supaya terhindar dari kontaminasi jasad renik Jika memakai pisau tumpul, terjadi luka lebih lebar pada permukaan dasar tangkai bunga, memungkinkan terjadi infeksi.
8.3. Periode Panen Gladiol
  • Bunga gladiol tergolong bunga yg gampang kehilangan air. Sebaiknya panen bunga dilakukan pagi hari, lantaran ketika tersebut bunga gladiol berturgor optimum. Kandungan karbohidrat yg rendah sanggup diperbaiki dgn larutan pengawet yg mengandung gula. Panen bunga tdk dianjurkan pada ketika suhu udara tinggi (siang hari) atau pada turgor rendah, bunga berair oleh embun, hujan atau lantaran lain. Bunga yg berair akan gampang terjangkit oleh cendawan Botrytis gladiolorum (blight), walaupun pada kondisi suhu udara yg rendah.
8.4. Prakiraan Produksi Gladiol
  • Untuk seluas 1 hektar akan menghasikan panen bunga ± sebanyak 200.000 potong. Budidaya bunga potong gladiol sanggup diatur sedemikian rupa sehingga panen bunga (pemanenan terbanyak) dilakukan setiap minggu. Secara teknis sanggup diatur dgn pemetakan lahan, sehingga dlm satu ketika terdapat lahan siap olah, siap tanam, & siap panen.
9. PASCAPANEN GLADIOL

9.1. Pengumpulan Gladiol
Bunga gladiol sangat peka terhadap kekuatan gaya berat & akan selalu cenderung melengkung pada suhu udara tinggi, sehingga berakibat terjadinya perubahan bentuk & penurunan kualitas. Oleh lantaran itu bunga potong gladiol yg dipanen dikumpulkan & diletakan tegak lurus diruangan pada suhu udara rendah (selama penyimpanan/pengangkutan).

9.2. Penyortiran & Penggolongan Gladiol
Setelah dipanen, dilakukan penyortiran & penggolongan sesuai dgn ukuran. Bunga dibersihkan dari kotoran yg menempel, dgn hati-hati,(bila perlu) cukup diperciki atau disemprot air saja. Hal ini menjaga biar mahkota bunga tdk rusak. Bunga dipilih yg cantik bentuknya, tdk terkena penyakit atau luka, dikelompokan sesuai dgn kebutuhan, (berdasarkan tingkat kesegaran/ukuran bunga). Penggolongan ini dimaksudkan utk mempertahankan nilai jual sehingga bunga yg cantik tdk turun harganya akhir tercampur dgn yg bunga gladiol yg berkualitas rendah.

9.3. Penyimpanan Gladiol
Penyimpanan bertujuan utk memperlambat proses kelayuan bunga sebelum hingga kekonsumen, biasanya dilakukan pada ketika bunga:
  • Baru saja dipetik, menunggu pemanenan selesai.
  • Setelah dipanen tdk segera dijual/diangkut.
  • Diperjalanan sebelum hingga kekonsumen.
Dalam tahap ini, bunga dikondisikan biar tetap segar, lantaran bunga potong sangat sensitif terhadap kehilangan cairan tubuh maka air yg hilang harus diimbangi dgn larutan perendam yg mengandung air & senyawa lain yg diperlukan. Penyimpanan berkaitan bersahabat dgn suhu udara. Makin rendah suhu udara, makin lambat terjadi penurunan mutu. Suhu udara penyimpanan bunga yg berasal dari tempat tropika relatif lebih tinggi, umumnya berkisar antara 0-5 derajat C.

9.4. Pengemasan & Pengangkutan Gladiol
Sistem pengemasan yg baik bertujuan melindungi bunga selama pengangkutan & sebagai sarana promosi yg sanggup meningkatkan harga jual. Cara pengemasan yg paling sederhana yaitu dgn membungkus tangkai bunga dgn daun pisang, kemudian memasukan kedalam baskom berisi air sehingga tangkai bunga tercelup & membungkus serpihan atas bunga dgn plastik yg sebelumnya sudah dilubangi. Pengemasan menyerupai ini umum dilakukan oleh pedagang pengecer yg eksklusif berafiliasi dgn konsumen. Pengemasan yg lebih baik biasa utk bunga yg akan menempuh perjalanan atau utk promosi, dipakai materi pengawet ialah sukrosan & 8-hydroxyquinoline citrate.

Mengingat sifat bunga yg selalu dikonsumsi dlm keadaan segar & cantik berpenampilan maka dituntut sistem pengangkutan yg bisa bergerak cepat. Faktor yg perlu diperhatikan yaitu suhu udara selama pengangkutan & susunan kemasan biar tdk terlalu tinggi serta tahan goncangan. Sarana pengangkutan biasa memakai kendaraan beroda empat box yg dilengkapi alat pengatur suhu udara.

10. PENGEMASAN GLADIOL
Untuk pasar lokal, bunga gladiol boleh tdk dikemas, bunga diletakkan bangun dlm baskom plastik yg diberi air perendam tangkai. Kedalam air perendam seyogyanya ditambahkan materi pengawet bunga. utk pasar jarak jauh, bunga gladiol sebaiknya dikemas dgn keranjang bambu yg diberi lapisan daun pisang, lembaran plastik atau kertas. utk eksport bunga gladiol harus dikemas dgn kotak karton yg sesuai dgn diberi lapisan plastik tipis atau kertas dibagian dalamnya. Ujung tangkai bunga diberi kapas yg dibasahi dgn larutan pengawet kemudian ditutup plastik. Jumlah bunga dlm tiap kemasan diubahsuaikan dgn seruan pasar. Label atau gantungan (tag) yg menyertai setiap kemasan harus gampang dilihat/diambil & berisi informasi.
  • Produksi Indonesia.
  • Nama perusahaan/eksportir.
  • Nama kultivar.
  • Kelas mutu.
  • Jumlah bunga dlm kemasan.
  • Berat kotor.
  • Berat bersih.
  • Identitas pembelian ditempat tujuan.
  • Tanggal panen & asumsi daya tanah.
  • Petunjuk penanganan (suhu udara, kelembaban) yg dianjurkan.
Demikian artikel ttg Bagaimana Cara Budidaya Bunga Gladiol, semoga sanggup memeri manfaat. 
 https://berbagi-ilmumu.blogspot.com//search?q=budidaya-gladiol

Baca juga:
Budidaya Gerbera/ Hebras
Budidaya Jambu Air

0 Response to "Cara Budidaya Gladiol"

Total Pageviews