Latest News

Budidaya Jeruk Lengkap

1. SEJARAH SINGKAT

Tanaman jeruk yakni tumbuhan buah tahunan yg berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yg lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yg ada di Indonesia yakni peninggalan orang Belanda yg mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali. 

2. JENIS TANAMAN JERUK

Klasifikasi botani tumbuhan jeruk yakni sebagai berikut:
  • Divisi : Spermatophyta
  • Sub divisi : Angiospermae
  • Kelas : Dicotyledonae
  • Ordo : Rutales
  • Keluarga : Rutaceae
  • Genus : Citrus
  • Spesies : Citrus sp.
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia yakni jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yg terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yg terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk utk bumbu kuliner yg terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yg banyak ditanam yakni varitas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varitas lokal yakni jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut.

Budidaya Jeruk

 Utk sanggup mengakibatkan buah jeruk menghasilkan yg maksimal maka perlu dibudidayakan secara  Budidaya Jeruk Lengkap

3. MANFAAT TANAMAN

  • Manfaat tumbuhan jeruk sebagai kuliner buah segar atau kuliner olahan, dimana kandungan vitamin C yg tinggi.
  • Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yg terbuang. Minyak kulit jeruk digunakan utk menciptakan minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan utk adonan kue.
  • Beberapa jenis jeruk menyerupai jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri akses napas belahan atas dan penyembuh radang mata.

4. SENTRA PENANAMAN JERUK

Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi: Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara). Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration), beberapa pusat penanaman mengalami penurunan produksi yg diperparah lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yg ketika ini tidak berlaku lagi.

5. SYARAT TUMBUH JERUK

5.1. Iklim
  • Kecepatan angin yg lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. utk kawasan yg intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tumbuhan penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dgn arah angin.
  • Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan lembap (musim hujan). Bulan lembap ini diharapkan utk perkembangan bunga dan buah supaya tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tumbuhan ini sangat memerlukan air yg cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
  • Temperatur optimal antara 25-30°C namun ada yg masih sanggup tumbuh normal pada 38°C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20°C.
  • Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yg terlindung dari sinar matahari.
  • Kelembaban optimum utk pertumbuhan tumbuhan ini sekitar 70-80%.
5.2. Media Tanam
  • Tanah yg baik utk budidaya jeruk yakni lempung hingga lempung berpasir dgn fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
  • Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok utk budidaya jeruk.
  • Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok utk budidaya jeruk yakni 5,5–6,5 dgn pH optimum 6.
  • Air tanah yg optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada ekspresi dominan kemarau 150 cm dan pada ekspresi dominan hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yg mengandung garam sekitar 10%.
  • Tanaman jeruk sanggup tumbuh dgn baik di kawasan yg mempunyai kemiringan sekitar 30°
5.3. Ketinggian Tempat
Tinggi tempat dimana jeruk sanggup dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah hingga tinggi tergantung pada spesies:
  • Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
  • Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
  • Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
  •  Jenis Siem: 1–700 m dpl.
  • Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
  • Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
  • Jenis Purut: 1–400 m dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA JERUK

6.1. Pembibitan

1) Persyaratan Bibit
Bibit jeruk yg biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yg baik yakni yg bebas penyakit, menyerupai dgn induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan mempunyai sertifikasi penangkaran bibit.
2) Penyiapan Bibit
Bibit yg biasa digunakan utk budidaya jeruk didapatkan dgn cara generatif dan vegetatif.
3) Teknik Penyemaian Bibit
a) Cara generatif
Biji diambil dari buah dgn cara memeras buah yg telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yg tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya
hilang. Areal persemaian mempunyai tanah yg subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibentuk petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk sangkar 1 kg/m². Biji ditanam dalam alur dgn jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan pribadi disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm sesudah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag yakni adonan pupuk sangkar dan sekam (2:1) atau pupukkandang, sekam, pasir (1:1:1).
b) Cara Vegetatif Jeruk
Metode yg lazim dilakukan yakni penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. utk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yg dipilih dari jenis jeruk dgn perakaran berpengaruh dan luas, daya pembiasaan lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yg biasa digunakan oleh penangkar yakni Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.

6.2. Pengolahan Media Tanam Jeruk
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di suatu bukit perlu dibentuk sengkedan/teras. Lahan yg akan ditamani dibersihkan dari tumbuhan lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi utk setiap jenis jeruk sanggup dilihat pada data berikut ini:
Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m
Manis : jarak tanam 7 x 7 m
Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
Nipis : jarak tanam 4 x 4 m
Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m
Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang tanam hanya dibentuk pada tanah yg belum diolah dan dibentuk 2 ahad sebelum tanah. Tanah belahan dalam dipisahkan dgn tanah dari lapisan atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dgn 20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibentuk jikalau jeruk ditanam di tanah sawah.

6.3. Teknik Penanaman
Bibit jeruk sanggup ditanam pada ekspresi dominan hujan atau ekspresi dominan kemarau jikalau tersedia air utk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal ekspresi dominan hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
  • Pengurangan daun dan cabang yg berlebihan.
  • Pengurangan akar.
  • Pengaturan posisi akar supaya jangan ada yg terlipat.
  • Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yg bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa supaya tidak menyentuh batang utk menghindari kebusukan batang. Sebelum tumbuhan berproduksi dan tajuknya saling menaungi, sanggup ditanam tumbuhan sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tumbuhan sela diganti oleh rumput/tanaman legum epilog tanah yg sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tumbuhan jeruk.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
  1. Penyulaman : Dilakukan pada tumbuhan yg tidak tumbuh.
  2. Penyiangan : Gulma dibersihkan sesuai dgn frekuensi pertumbuhannya, pada ketika pemupukan juga dilakukan penyiangan.
  3. Pembubunan : Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yg tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jikalau pangkal akar sudah mulai terlihat.
  4. Pemangkasan : Pemangkasan bertujuan utk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yg sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yg tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yg kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang mempunyai 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dgn fungisida atau lilin utk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yg sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
  5. Pemupukan : Pemberian jenis pupuk dan takaran (gram/tanaman) sesudah penanaman yakni sebagai berikut:
    1. 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan.
    2. 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan.
    3. 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan.
    4. 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan.
    5. 5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan.
    6. 6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan.
    7. 7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.;
    8. 8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan.
    9. >8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.
  6. Pengairan dan Penyiraman : Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada ekspresi dominan kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tumbuhan digemburkan dan ditutup mulsa.
  7. Penjarangan Buah jeruk : Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon bisa mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yg dibuang mencakup buah yg sakit, yg tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.

7. HAMA DAN PENYAKIT

  1. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
    • Bagian yg diserang yakni tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
    • Gejala: tunas keriting, tumbuhan mati.
    • Pengendalian: menggunakan insektisida materi aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan ketika bertunas, Selain itu buang belahan yg terserang.
  2. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
    • Bagian yg diserang yakni tunas muda dan bunga.
    • Gejala: daun menggulung dan membekas hingga daun dewasa.
    • Pengendalian: menggunakan insektisida dgn materi aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).
  3. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
    • Bagian yg diserang yakni daun muda.
    • Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok.
    • Pengendalian: semprotkan insektisida dgn materi aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
  4. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
    • Bagian yg diserang yakni tangkai, daun dan buah.
    • Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
    • Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).
  5. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
    • Bagian yg diserang yakni buah.
    • Gejala: lubang yg mengeluarkan getah.
    • Pengendalian: memetik buah yg terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yg disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
  6. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
    • Bagian yg diserang Helopeltis antonii.
    • Gejala: bercak coklat kehitaman dgn pusat berwarna lebih terperinci pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yg menjadi nekrosis.
    • Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).
  7. Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
    • Bagian yg diserang yakni kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes.
    • Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga gampang rontok, buah muda gugur sebelum tua.
    • Pengendalian: gunakan insektisida dgn materi aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang belahan yg diserang.
  8. Thrips (Scirtotfrips citri.)
    • Bagian yg diserang yakni tangkai dan daun muda.
    • Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang kala disertai nekrotis.
    • Pengendalian: menjaga supaya tajuk tumbuhan tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke belahan tajuk, hindari menggunakan mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.
  9. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
    • Bagian yg diserang yakni tangkai buah.
    • Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
    • Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yg sanggup memindahkan kutu.
  10. Lalat buah (Dacus sp.)
    • Bagian yg diserang yakni buah yg hampir masak.
    • Gejala: lubang kecil di belahan tengah, buah gugur, belatung kecil di belahan dalam buah.
    • Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dgn Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.
  11. Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
    • Bagian yg diserang daun, buah dan tangkai.
    • Gejala: daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada tanda-tanda serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.
    • Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).
  12. Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
    • Bagian yg diserang yakni daun bau tanah pada ranting atau dahan belahan bawah.
    • Gejala: daun gugur, ranting muda kadang kala mati.
    • Pengendalian: perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
  1. CVPD
    • Penyebab: Bacterium like organism dgn vektor kutu loncat Diaphorina citri.Bagian yg diserang: silinder pusat (phloem) batang.
    • Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
    • Pengendalian: gunakan tumbuhan sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yg terjangkit CVPD. Gunakan insektisida utk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yg baik.
  2. Tristeza
    • Penyebab: virus Citrus tristeza dgn vektor Toxoptera. Bagian yg diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen.
    • Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
    • Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tumbuhan yg terserang, kemudian kendalikan vektor dgn insektisida Supracide atau
      Cascade.
  3. Woody gall (Vein Enation)
    • Penyebab: virus Citrus Vein Enation dgn vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian yg diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour
      Orange.
    • Gejala: Tonjolan tidak teratur yg tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
    • Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.
  4. Blendok
    • Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yg diserang yakni batang atau cabang.
    • Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yg menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
    • Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
  5. Embun tepung
    • Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yg diserang yakni daun dan tangkai muda.
    • Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
    • Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).
  6. Kudis
    • Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yg diserang yakni daun, tangkai atau buah.
    • Gejala: bercak kecil jernih yg menjelma gabus berwarna kuning atau oranye.
    • Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).
  7. Busuk buah
    • Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yg diserang yakni buah.
    • Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
    • Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan belahan bawah pohon.
  8. Busuk akar dan pangkal batang
    • Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yg diserang yakni akar dan pangkal batang serta daun di belahan ujung dahan berwarna kuning.
    • Gejala: tunas tidak segar, tumbuhan kering.
    • Pengendalian: pengolahan dan pengairan yg baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.
  9. Buah gugur prematur
    • Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yg diserang: buah dan bunga
    • Gejala: dua-empat ahad sebelum panen buah gugur.
    • Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.
  10. Jamur upas
    • Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yg diserang yakni batang.
    • Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
    • Pengendalian: kulit yg terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yg terinfeksi.
  11. Kanker
    • Penyebab: kuman Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yg diserang yakni daun, tangkai, buah.
    • Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak menyerupai gabus pecah dgn diameter 3-5 mm.
    • Pengendalian: Fungisida Cu menyerupai Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu utk mencegah serangan ulat peliang daun yakni dgn mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.

8. PANEN JERUK

8.1. Ciri dan Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada ketika masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.
8.2. Cara Panen
Buah dipetik dgn menggunakan gunting pangkas.
8.3. Perkiraan Produksi
Rata-rata tiap pohon sanggup menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang kala hingga 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yg sanggup mencapai 40 ton/ha.

9. PASCAPANEN

9.1. Pengumpulan
Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yg teduh dan bersih. Pisahkan buah yg mutunya rendah, memar dan buang buah yg rusak. Sortasi dilakukan menurut diameter dan berat buah yg biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A yakni buah dgn diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D mempunyai diameter dan berat terkecil.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yg busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dgn ukuran dan jenisnya.
9.3. Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yg sehat dan higienis dgn temperatur ruangan 8-10 derajat C.
9.4. Pengemasan
Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yg tidak terlalu berat utk kebutuhan lokal dan kardus utk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat supaya buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak sanggup bergerak. Wadah utk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.
10. STANDAR PRODUKSI
10.1. Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan pola dan cara pengemasan.
10.2. Diskripsi
Jeruk keprok yakni buah dari tumbuhan jeruk keprok (Citrus reticulata LOUR) yg berkulit gampang dikupas, dalam keadaan cukup tua, utuh segar dan bersih.
10.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Jeruk keprok digolongkan dalam 4 (empat) ukuran yaitu kelas A, B, C dan D, menurut berat tiap buah, yg masing-masing digolongkan dalam 2 (dua) jenis mutu, yaitu Mutu I dan Mutu II.
  • Kelas A: diameter ˜ 7,1 cm atau ˜ 151 gram/buah.
  • Kelas B: diameter 6,1–7,0 cm atau 101–150 gram/buah
  • Kelas C: diameter 5,1–6,0 cm atau 51–100 gram/buah
  • Kelas D: diameter 4,0–5,0 cm atau ˜ 50 gram/buah
Adapun syarat mutu buah jeruk keprok yakni sebagai berikut :
  1. Keasamaan sifat varietas: Seragam, cara uji organoleptik
  2. Tingkat ketuaan: Tua, tidak terlalu matang, cara uji organoleptik
  3. Kekerasan: Cukup keras, cara uji organoleptik
  4. Ukuran: Kurang seragam, cara uji SP-SMP-309-1981
  5. Kerusakan, % (jml/jml): maks 5-10, cara uji SP-SMP-310-1981
  6. Kotoran: bebas, bebas, cara uji organoleptik
  7. Busuk % (jml/jml): maks.1-2, cara uji SP-SMP-311-1981
10.4. Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan menyerupai terlihat di bawah ini. Dari setiap kemasan diambil pola sebanyak 20 buah dari belahan atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (startified random sampling) hingga diperoleh minimum 20 buah utk dianalisis.
  1. Jumlah kemasan dalam partai (lot) hingga dgn 100, pola yg diambil 5.
  2. Jumlah kemasan dalam partai (lot)101 hingga dgn 300, pola yg diambil 7.
  3. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, pola yg diambil 9.
  4. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, pola yg diambil 10.
  5. Jumlah kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, pola yg diambil 15 (minimum).
Petugas pengambil pola harus memenuhi syarat yaitu orang yg berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dgn tubuh hukum.
10.5. Pengemasan
Buah jeruk dikemas dgn peti kayu/bahan lain yg sesuai dgn berat higienis maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yg bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, kawasan asal.

Demikian artikel Budidaya Jeruk, semoga bermanfaat.

Kata terkait dengan Teknik Cara Budidaya Jeruk: budidaya jeruk, budidaya tumbuhan jeruk,jenis tumbuhan jeruk, budi daya tumbuhan jeruk, tumbuhan buah jeruk, cara penanaman tanaman, teknik penanaman tanaman, budidaya jeruk manis, bibit jeruk manis, jenis jeruk manis, budidaya tumbuhan jeruk manis, budi daya jeruk manis, budidaya jeruk nipis, budidaya jeruk keprok, budidaya jeruk purut, budidaya jeruk lemon, budidaya jeruk santang, budidaya jeruk bali, budidaya jeruk sunkist, budidaya jeruk pamelo, budidaya jeruk siam, budidaya buah jeruk, cara budidaya jeruk, budidaya jeruk madu, budidaya jeruk mandarin,  budidaya jeruk limo, budidaya jeruk limau, teknik budidaya jeruk, budidaya jeruk pecel, makalah budidaya jeruk, budi daya jeruk, budi daya jeruk purut, bibit jeruk, budi daya jeruk nipis, tanam jeruk.

Baca juga:

0 Response to "Budidaya Jeruk Lengkap"

Total Pageviews