Anies Rasyid Baswedan Ph.D., (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969; umur 44 tahun) Ia ialah intelektual asal Indonesia mempunyai kepedulian terhadap masyarakat akar rumput khususnya dalam bidang pendidikan. Ia menelurkan Gerakan Indonesia Mengajar yang mengirimkan bawah umur muda terbaik negeri untuk mengajar di SD selama satu tahun. Selain mempunyai pemahaman terhadap masyarakat akar rumput, ia merupakan seorang intelektual yang mempunyai kompetensi internasional, hal ini terbukti dari beberapa penghargaan internasional yang ia dapatkan. Ada beberapa pemikiran-pemikiran Anies Baswedan menjadi wangsit masyarakat Indonesia bahkan dunia. Yuk kita simak satu per satu sebagai berikut:
Melunasi Janji Kemerdekaan
Dalam perspektif Anies Baswedan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 negara ini tak hanya sedang bercita-cita, melainkan sedang berjanji. Menurutnya Republik ini dibangun dengan ikatan janji, ia menyebutnya Janji Kemerdekaan. Janji kemerdekaan itu diantaranya kesepakatan perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan dan tugas global pada setiap anak bangsa. Menurutnya masih banyak masyarakat yang belum dilunasi kesepakatan kemerdekaannya. Baginya pelunasan kesepakatan itu tidak hanya tanggung jawab konstitusional negara dan pemerintah, melainkan tanggung jawab moral setiap anak bangsa yang telah menerima pelunasan kesepakatan yakni telah terlindungi, tersejahterakan, dan tercerdaskan. Untuk melunasi kesepakatan kemerdekaan tersebut, maka Anies Baswedan mempunyai beberapa ajaran dan inisiatif yang ia wujudkan dengan beberapa pihak yang bahu-membahu bersedia turun tangan.
Tenun Kebangsaan
Salah satu kesepakatan kemerdekaan yang banyak menerima perhatian ketika ini ialah soal kesepakatan pinjaman untuk setiap warga negara. Hal ini terkait dengan beberapa tindakan yang mendiskriminasikan minoritas. Menurut Anies Baswedan Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara. Ia mengilustrasikan Republik ini sebagai sebuah tenun kebangsaan yang dirajut dari kebhinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Kekerasan atas nama apapun akan merusak tenun tersebut. Dalam soal pinjaman terhadap warga negara atas kekerasan yang kerap terjadi berdasarkan Anies Baswedan harus dilihat sebagai warga negara menyerang warga negara lainnya, terjadi bukan soal secara umum dikuasai lawan mayoritas. Menurutnya negara tidak bisa mengatur perasaan, pikiran, ataupun doktrin warga negaranya. Namun, negara sangat bisa mengatur cara mengekspresikannya. Dialog antar ajaran setajam apapun boleh, namun begitu berubah jadi kekerasan maka pelakunya berhadapan dengan negara dan hukum.
Pendidikan Sebagai Eskalator Ekonomi
Janji kemerdekaan untuk pencerdasan warga negara diwujudkan Anies dalam beberapa inisiatif. Menurut Anies Baswedan selama empat atau lima dekade terakhir, pendidikan menjadi eskalator sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Ia mencontohkan, kelas menengah atas Indonesia ketika ini ialah kelas menengah ke bawah dulunya. Karena pendidikan khususnya pendidikan tinggi-lah status sosial ekonomi sanggup naik. Berbeda dengan beberapa dekade lalu, kini eskalator ini tidak bisa lagi dinaiki semua orang lantaran tingginya biaya pendidikan dan kanal pendidikan yang terbatas. Untuk mengatasi maslaha tersebut, Anies Baswedan menelurkan beberapa insiatif pendidikan yang membuat perubahan positif di masyarakat.
Indonesia Mengajar
- Indonesia Mengajar didasari oleh salah satu kesepakatan kemerdekaan negara ini dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak masyarakat di tempat yang belum sanggup menikmati kesepakatan tersebut. Salah satu permasalahan terbesar pendidikan di tempat yakni distribusi guru yang tidak merata.
- Indonesia Mengajar mengirimkan mempunyai dua tujuan utama. Pertama ialah mengirim bawah umur muda terbaik bangsa yang disebut sebagai Pengajar Muda (PM) untuk mengajar selama satu tahun di SD di desa-desa terpencil di penjuru negeri. Tak hanya mengajar para PM juga berinteraksi eksklusif dengan pemangku kepentingan di tempat dan masyarakat.
- Kedua, membuat calon pemimpin yang mempunyai pemahaman akar rumput dan kompetensi global. Dengan bekal pendidikan dan organisasi yang dimiliki oleh para PM ditambah interaksinya dengan masyarakat akar rumput selama satu tahun membuat PM memperlihatkan pengalaman kepemimpinan konkret dan pemahaman empatik yang tinggi bagi yang melaluinya. Dimulai pada tahun 2010 kini Indonesia Mengajar telah memberangkatkan lebih dari 200 PM ke 17 kabupaten yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia.
Indonesia Menyala
- Program Indonesia Menyala berawal dari hasil pengamatan sejumlah Pengajar Muda semenjak mereka ditempatkan pada November 2010. Mereka melihat bahwa secara umum dikuasai anak didik mereka kekurangan materi bacaan yang bermutu. Melihat kebutuhan tersebut dan kesadaran atas pentingnya buku untuk teman-teman di pelosok, maka aktivitas Indonesia Menyala diluncurkan pada 15 April 2011.
- Indonesia Menyala membentuk perpustakaan-perpustakaan yang bertempat di wilayah penempatan Pengajar Muda. Perpustakaan Indonesia Menyala terdiri dari dua bentuk yakni perpustakaan tetap dan perpustakaan berputar. Perpustakaan tetap yaitu perpustakaan yang berisikan buku yang hanya dipakai di satu sekolah penempatan. Sedangkan, perpustakaan berputar, berbentuk sebuah tas yang dibawa keliling oleh Pengajar Muda untuk dibaca oleh masyarakat sekitar. Indonesia Menyala menghilangkan sekat besar kanal terhadap bacaan yang terbatas pada masyarakat masyarakat pedesaan di Indonesia, sehingga semakin meneguhkan bahwa pendidikan ialah hak yang harus diterima setiap masyarakat.
Kelas Inspirasi
- Kelas Inspirasi mengundang para profesional yang sukses lantaran pendidikan untuk turun tangan mengembangkan dongeng dan pengalaman kerja selama satu hari di hari yang disebut dengan Hari Inspirasi. Tujuan Kelas Inspirasi ada dua yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk berguru dari para profesional, serta semoga para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas sanggup berguru mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
- Dengan Kelas Inspirasi diharapkan terjalin hubungan yang sanggup terus menerus sekolah dan kelas menengah pelihara. Hal ini sebagai wujud jendela komunikasi antara profesional sebagai kelas menengah dan dunia pendidikan di SD negeri sebagai salah satu area yang perlu diadvokasi dan dikembangkan terus menerus. Sehingga dengan itu diharapkan bisa mendorong kalangan profesional untuk berperan aktif dalam pendidikan melalui kegiatan serupa.
Salah satu kesepakatan kemerdekaan ialah kesepakatan kesejahteraan. Menurut Anies Baswedan titik berangkat kesejahteraan bukan menyerupai dalam perspektif usang yakni Sumber Daya Alam (SDA), titik berangkatnya ialah kesadaran bahwa garda terdepan untuk meraih kemenangan ialah kualitas manusia. Ia memakai istilah kualitas insan bukan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan lantaran insan Indonesia tidak boleh dipandang semata-mata sebagai sumber daya. Kualitas insan ini hanya bisa diraih lewat pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas itu lantaran utamanya bukan lantaran gedung, buku, kurikulum atau bahasa yang berkualitas. Untuk mendorong hal tersebut menurutnya kepemimpinan yang dibutuhkan ialah kepemimpinan yang menggerakkan insan Indonesia. Kepemimpinan yang menginspirasi, bukan mendikte. Kepemimpinan yang bersifat patron-client tidak lagi cocok untuk kondisi Indonesia ketika ini. Yang lebih cocok berdasarkan Anies ialah kepemimpinan yang bisa membuat orang bergerak, turun tangan dan berkontribusi untuk menuntaskan masalah.
Gerakan Anti Korupsi
- Yang juga menjadi perhatian Anies Baswedan soal belum terlunasinya kesepakatan kesejahteraan ialah praktek korupsi di Indonesia. Ia beberapa kali bergabung menjadi pencetus anti korupsi atas ajakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tim 8 KPK
- Pada 2010 Anies Baswedan tergabung dalam Tim Verifikasi Fakta dan Hukum atau dikenal dengan Tim 8 yang diketuai Adnan Buyung Nasution untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi terhadap Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Nama kedua pemimpin Komisi ini ramai dikaitkan dalam perseteruan Kepolisian versus KPK – yang terkenal dengan sebutan “Cicak versus Buaya” – ketika itu.
Ketua Komite Etik KPK
- Februari 2013 Anies Baswedan diminta oleh KPK untuk memimpin Komite Etik KPK – tim ad hoc bentukan pemimpin antirasuah itu. Tugas Komite ini ialah menyidik wacana bocornya surat perintah penyidikan (sprindik) kasus korupsi proyek Hambalang atas nama tersangka Anas Urbaningrum.
Salah satu kesepakatan kemerdekaan ialah kesepakatan berperan dalam tingkat global. Menurut Anies Baswedan dahulu pada ketika Sumpah Pemuda contohnya seorang Jawa atau Sunda menjadi Indonesia tanpa kehilangan Jawa atau Sundanya, kini kesadaran menyerupai itu ialah bahwa kita juga warga dunia. Menurutnya kesadaran yang ketika ini diharapkan ialah kesadaran melampaui Indonesia (beyond Indonesia). Kepada para mahasiswa Anies sering menyampaikan kompetitor mereka bukan lagi dari Universitas yang berada di negeri ini. Kompetitor mahasiswa itu ialah lulusan Melbourne, AS, Tokyo, dan lain-lain yang mempunyai kemampuan bahasa, ilmu pengetahuan, dan jaringan internasional.Menurutnya yang penting untuk dimiliki ketika ini ialah kompetensi yang bersifat global dan pemahaman akan permasalahan akar rumput yang konkret terjadi di masyarakat. Istilah yang kerap ia kemukakan ialah grass roots understanding and world class competence (pemahaman akar rumput dan kompetensi tingkat dunia).
0 Response to "Pemikiran Anies Baswedan"